Memberdayakan suku baduy / Djoharis Lubis
No. Panggil : | 306 |
Nama Orang : | Djoharis Lubis |
Subjek : | |
Penerbitan : | Bogor : KDT, 2009 |
Bahasa : | Indonesia |
ISBN : | 978-979-1291-26-2 |
Edisi : | Cet. 1 |
Catatan Umum : | |
Catatan Bibliografi : | |
Catatan Seri : | |
Sumber : | Perpustakaan PTIK |
Lembaga Pemilik : | Perpustakaan STIK |
Lokasi : | Lantai 2 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
306 | 01-10-02724 | TERSEDIA |
306 | 01-10-02728 | TERSEDIA |
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 8314 |
Pemerintah memang cukup serius dalam memberdayakan komunitas adat terpencil (KAT) di Indonesia, termasuk suku Baduy yang bermukim di kecamatan Leuwidamar, kab. Lebak Prop. banten. Berbagai program pemberdayaan diberikan agar mereka memiliki akses dalam berbagai bidang sosial, ekonomi dan politik.
Namun demikian, fakta menunjukkan tidak semua program pemberdayaan itu mereka terima. Pembangunan jalan untuk akses kendaraan bermotor misalnya, dengan tegas mereka tolak. Mereka juga menolak program - program yang besifat konsumtif lainnya.
Dibalik itu semua, disadari atau tidak, mereka mulai terimbas modernisasi. Mereka kini gemar menyantap makanan kemasan, mi, permen dll. Disisi lain, merek amasih buta huruf. Fenomena ini cukup mengkhawatirkan, sebab bagaimana mereka tahu kalau makanan kemasan yang mereka konsumsi itu sudah kadaluwarsa ?
lalu, program - program pemberdayaan apa saja yang sesuai bagi mereka? Buku ini mencoba untuk menyodorkan berbagai alternatif berdasarkan evaluasi program pemberdayaan sebelumnya. Dari buku ini, diharapkan Pemerintah nantinya tidak mengulangi kesalahan serupa dalam memberdayakan suku baduy.
Namun demikian, fakta menunjukkan tidak semua program pemberdayaan itu mereka terima. Pembangunan jalan untuk akses kendaraan bermotor misalnya, dengan tegas mereka tolak. Mereka juga menolak program - program yang besifat konsumtif lainnya.
Dibalik itu semua, disadari atau tidak, mereka mulai terimbas modernisasi. Mereka kini gemar menyantap makanan kemasan, mi, permen dll. Disisi lain, merek amasih buta huruf. Fenomena ini cukup mengkhawatirkan, sebab bagaimana mereka tahu kalau makanan kemasan yang mereka konsumsi itu sudah kadaluwarsa ?
lalu, program - program pemberdayaan apa saja yang sesuai bagi mereka? Buku ini mencoba untuk menyodorkan berbagai alternatif berdasarkan evaluasi program pemberdayaan sebelumnya. Dari buku ini, diharapkan Pemerintah nantinya tidak mengulangi kesalahan serupa dalam memberdayakan suku baduy.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive