Membangun masyarakat memberdayakan rakyat
No. Panggil : | 307 |
Nama Orang : | Edi Suharto |
Subjek : | |
Penerbitan : | Bandung : Rafika Aditama, 2009 |
Bahasa : | Indonesia |
ISBN : | [979-3304-39-1] |
Edisi : | cet. 3 |
Catatan Umum : | |
Catatan Bibliografi : | |
Catatan Seri : | |
Sumber : | Perpustakaan PTIK |
Lembaga Pemilik : | Perpustakaan STIK |
Lokasi : | Lantai 2 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
307 | 01-10-02654 | TERSEDIA |
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 7745 |
Satu tragedi dalam kegiatan pengembangan masyarakat (community development), yang kini sedang populer dilakukan oleh banyak kalangan, adalah bahwa pendekatan yang diterapkan seringkali terlalu terkesima oleh untuk tidak menyatakan sangat mengagungkan konteks lokal. Sedangkan sistem sosial yang lebih luas yang menyangkut relasi kekuasaan: ketidakadilan gender, ekslusivisme, pembelaan hak - hak publik dan kesetaraan sosial, kurang mendapat perhatian. Seakan - akan komunitas lokal merupakan entitas sosial yang vacuum dan terpisah dari dinamika dan pengaruh sistem sosial yang mengitarinya.
Tidak ada yang salah dengan pendekatan lokalisme seperti itu. Hanya saja, tanpa perspektif holistik yang memadukan kegiatan - kegiatan lokal dengan analisis kelembagaan dan kebijakan sosial secara terintegrasi, pendekatan pemberdayaan masyarakat bukan saja akan kurang efektif, melainkan pula tidak akan berkelanjutan. Diibaratkan dengan analogi ikan dan kail, maka meskipun kelompok sasaran (target group) diberi ikan dan kail sekalipun, maka mereka tidak akan berdaya jika seandainya kolam dan sungai yang ada di seputar mereka telah dikuasai oleh elit atau kelompok kuat. Bersandar pada pendekatan pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial (social work), penulis berargumen bahwa gerakan membangun dan memberdayakan masyarakat tidak akan optimal jika dilakukan secara parsial. Pengembangan masyarakat memerlukan pendekatan holistik yang mempertimbangkan isu - isu lokal dan global.
Buku ini akan menambah wawasan bukan saja bagi para mahasiswa, akademisi dan pemerhati ilmu sosial, melainkan pula dapat menemani dan melengkapi konsepsi para pegiat pembangunan, mulai dari para pekerja sosial lapangan dan sukarelawan filantrofis, hingga pekerja Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pegawai lembaga - lembaga sosial, dalam menjalankan tugasnya di bidang pengembangan masyarakat dan pemberdayaan rakyat.
Tidak ada yang salah dengan pendekatan lokalisme seperti itu. Hanya saja, tanpa perspektif holistik yang memadukan kegiatan - kegiatan lokal dengan analisis kelembagaan dan kebijakan sosial secara terintegrasi, pendekatan pemberdayaan masyarakat bukan saja akan kurang efektif, melainkan pula tidak akan berkelanjutan. Diibaratkan dengan analogi ikan dan kail, maka meskipun kelompok sasaran (target group) diberi ikan dan kail sekalipun, maka mereka tidak akan berdaya jika seandainya kolam dan sungai yang ada di seputar mereka telah dikuasai oleh elit atau kelompok kuat. Bersandar pada pendekatan pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial (social work), penulis berargumen bahwa gerakan membangun dan memberdayakan masyarakat tidak akan optimal jika dilakukan secara parsial. Pengembangan masyarakat memerlukan pendekatan holistik yang mempertimbangkan isu - isu lokal dan global.
Buku ini akan menambah wawasan bukan saja bagi para mahasiswa, akademisi dan pemerhati ilmu sosial, melainkan pula dapat menemani dan melengkapi konsepsi para pegiat pembangunan, mulai dari para pekerja sosial lapangan dan sukarelawan filantrofis, hingga pekerja Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pegawai lembaga - lembaga sosial, dalam menjalankan tugasnya di bidang pengembangan masyarakat dan pemberdayaan rakyat.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive