Peranan Satuan Intelijen Korbrimob Polri Dalam Mendeteksi Ancaman Tindak Pidana Terorisme
Nama Orang : | Raden Bimo Dwi Lambang |
Subjek : | |
Penerbitan : | JAKARTA : STIK LEMDIKLAT POLRI, 2023 |
Bahasa : | Indonesia |
Deksipsi Fisik : | ii,119 hlm.; Ilus : 30 cm |
Catatan Umum : | |
Lembaga Pemilik : | Perpustakaan STIK |
Lokasi : | 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
80-2023-191 | TERSEDIA |
SKRIPSI RADEN BIMO DWI LAMBANG - ADMINPOL 2 .pdf :: Unduh
|
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 59189 |
Terorisme merupakan suatu ancaman yang nyata bagi negara saat ini.
Aksi terorisme yang marak terjadi di Indonesia selama 2 (dua) dekade terakhir
seharusnya dapat dicegah dengan optimalisasi peranan intelijen yang ada di
Republik Indonesia, salah satunya adalah Satuan Intelijen Korbrimob Polri.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bentuk ancaman tindak pidana
terorisme yang dialami Satuan Intelijen Korbrimob Polri, mengidentifikasi upaya-
upaya kegiatan yang dilakukan Satuan Intelijen Korbrimob Polri dalam
menghadapi ancaman tersebut, serta faktor-faktor yang memengaruhi upaya-
upaya Satuan Intelijen Korbrimob Polri.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara
terhadap subjek penelitian yakni Satuan Intelijen Korbrimob Polri, serta
observasi terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan.
Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa ancaman terorisme yang
dihadapi oleh Satuan Intelijen Korbrimob Polri antara lain terdapat pada wilayah
konflik seperti di wilayah Sulawesi Tengah dan Papua, selain itu terdapat
ancaman terorisme yang terjadi secara digital di Indonesia. Satuan Intelijen
Korbrimob Polri melakukan pemantauan ataupun deteksi dini melalui kerjasama
dengan Satgas Operasi Damai Madago Raya, dan Satgas Operasi Damai
Cartenz Papua serta bekerja sama dengan Detasemen Khusus Anti Teror
dalam deteksi dini terhadap pelaku terorisme yang sudah menjalani hukuman
dan kembali ke masyarakat. Terdapat beberapa factor yang menjadi
penghambat dan pendukung antara lain minimnya jumlah anggota, anggaran
yang kurang mencukupi kebutuhan dan pelaksanaan, sedangkan dari faktor
pendukung yaitu metode dengan cara kerjasama dan kolaborasi dengan
instansi internal maupun eksternal kepolisian.
Saran yang diberikan oleh peneliti adalah perlu dilakukan upaya yang
dapat mengoptimalkan peran serta keunggulan yang dimiliki Satuan Intelijen
Korbrimob Polri guna mencegah ancaman tindak pidana terorisme di Indonesia
khususnya dalam bidang preemptif. Hal tersebut juga berkaitan dengan
peningkatan jumlah personil dan anggaran dari Satuan Intelijen Korbrimob Polri.
Aksi terorisme yang marak terjadi di Indonesia selama 2 (dua) dekade terakhir
seharusnya dapat dicegah dengan optimalisasi peranan intelijen yang ada di
Republik Indonesia, salah satunya adalah Satuan Intelijen Korbrimob Polri.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bentuk ancaman tindak pidana
terorisme yang dialami Satuan Intelijen Korbrimob Polri, mengidentifikasi upaya-
upaya kegiatan yang dilakukan Satuan Intelijen Korbrimob Polri dalam
menghadapi ancaman tersebut, serta faktor-faktor yang memengaruhi upaya-
upaya Satuan Intelijen Korbrimob Polri.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara
terhadap subjek penelitian yakni Satuan Intelijen Korbrimob Polri, serta
observasi terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan.
Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa ancaman terorisme yang
dihadapi oleh Satuan Intelijen Korbrimob Polri antara lain terdapat pada wilayah
konflik seperti di wilayah Sulawesi Tengah dan Papua, selain itu terdapat
ancaman terorisme yang terjadi secara digital di Indonesia. Satuan Intelijen
Korbrimob Polri melakukan pemantauan ataupun deteksi dini melalui kerjasama
dengan Satgas Operasi Damai Madago Raya, dan Satgas Operasi Damai
Cartenz Papua serta bekerja sama dengan Detasemen Khusus Anti Teror
dalam deteksi dini terhadap pelaku terorisme yang sudah menjalani hukuman
dan kembali ke masyarakat. Terdapat beberapa factor yang menjadi
penghambat dan pendukung antara lain minimnya jumlah anggota, anggaran
yang kurang mencukupi kebutuhan dan pelaksanaan, sedangkan dari faktor
pendukung yaitu metode dengan cara kerjasama dan kolaborasi dengan
instansi internal maupun eksternal kepolisian.
Saran yang diberikan oleh peneliti adalah perlu dilakukan upaya yang
dapat mengoptimalkan peran serta keunggulan yang dimiliki Satuan Intelijen
Korbrimob Polri guna mencegah ancaman tindak pidana terorisme di Indonesia
khususnya dalam bidang preemptif. Hal tersebut juga berkaitan dengan
peningkatan jumlah personil dan anggaran dari Satuan Intelijen Korbrimob Polri.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive