Skripsi STIK-PTIK :: Kembali ::

Peranan satuan intelkam poltabes samarinda dalam penyelesaian konflik internal caleg partai patriot pada pemilu legislatif 2009 di Samarinda

No. Panggil : 55-10-089
Nama Orang : Ardyansyah
Subjek :
  1. INTELKAM-KONFLIK
Penerbitan : Jakarta : PTIK, 2010
Bahasa : none
Deksipsi Fisik : xi, 138 hal.: ilus, 29 cm
Catatan Umum :
Lembaga Pemilik : Perpustakaan STIK
Lokasi : Lantai 3
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
55-10-089 55-10-089 TERSEDIA
 55-10-089.pdf
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 42678
Gangguan kamtibmas baik yang bersifat umum maupun terkait dengan pelaksanaan pemilu legislatif dan konflik dapat saja terjadi dimanapun dan kapanpun, sedangkan konflik horizontal maupun vertikal pada saat Pemilu Legislatif dapat terjadi baik diantara pendukung para kontestan dan kader partai politik pada pemilu legislatif 2009, maupun sebagai akibat yang ditimbulkan oleh perkembangan dinamika politik yang bersumber dari pola partai politik dalam mencapai kepentingannya. Dikaitkan dengan potensi kerawanan yang dapat terjadi, maka ancaman gangguan keamanan yang mungkin terjadi pada saat pemilu legislatif.
Penelitian ini dilaksanakan 20 Mei sampai 07 Juni 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Peranan Sat Intelkam Poltabes Samarinda dalam penyelesaian konflik caleg internal Partai Patriot pada Pemilu Legialatif 2009 dan mengetahui faktor yang mempengaruhi Sat Intelkam Poltabes Samarinda dalam penyelesaian konflik caleg internal Partai Patriot pada Pemilu Legislatif 2010.
Teori dan konsep yang digunakan adalah Teori lntelijen, Konsep Penyelidikan, Teori Peran dan Teori Konflik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus dan teknik pengumpulan datanya melalui wawancara, telaah dokumen dan observasi. Dalam melakukan analisa data penulis menggunakan tahap reduksi data, sajian data dan tarik kesimpulan.
Temuan penelitian, adanya isu unras yang menentang hasil perhitungan suara karena merasa tidak puas hasil rekapitulasi perolehan suara yang ditetapkan oleh KPUD Samarinda sehingga dapat menimbulkan kerawanan terhadap gangguan kamtibmas. Maka dapat disimpulkan bahwa potensi kerawanan yang terjadi pada Pemilu Legislatif karena ketidakpuasan kader partai dan simpatisan dalam perolehan suara pada Pemilu Legislatif 2009. Dalam memperoleh informasi yang yang dapat mendeteksi adanya kerawanan, Sat Intelkam membentuk kring unit dan membentuk jaringan intelijen di setiap Parpol yang ikut dalam pesta demokrasi yang diharapkan dapat memperoleh informasi mengenai permasalahan-permasalahan di partai sehingga dapat mendeteksi setiap kerawanan yang akan timbul. Hal ini menurut penulis sudah cukup balk dengan adanya perwira dan bintara penghubung di setiap parpol maka setidaknya Sat Intelkam dapat memperoleh keterangan dan informasi yang dibutuhkan. Faktor yang mempengaruhi adalah pengalaman personel Sat Intelkam, kebijakan pimpinan, kemampuan personel dalam pelaksanaan tugas, pengaruh dari lingkungan masyarakat kemudian kesadaran hukum masyarakat setempat untuk tidak melakukan tindakan penyimpangan.
Saran, dengan adanya keterbatasan kemampuan Sat Intelkam dalam melakukan deteksi intelijen maka diperlukannya pelatihan secara intensif, agar seyogyanya pimpinan Polri dapat mengoptimalkan kemampuan Sat Intelkam dalam melakukan deteksi intelijen.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive