Demokrasi substansial dan aktor lokal dalam perspektif budaya politik
Nama Orang : | I Nyoman Subanda |
Subjek : | |
Penerbitan : | Jakarta : Departemen Komunikasi dan Informatika, 2010 |
Bahasa : | |
ISSN : | none |
Catatan Umum : | |
Sumber Data : | |
Volume : | none |
Lembaga Pemilik : | Perpustakaan STIK-PTIK |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
jd9-10-025 | TERSEDIA |
Jd 9-10-025.pdf :: Unduh
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 37293 |
Upaya mencari model demokrasi merupakan sebuah proses yang berlangsung terus menerus melalui pergulatan dan dialektika. Bagi Indonesia yang memiliki sejumlah realitas geo-politik, politik ruang dan waktu, akan memunculkan fenomena transpolitika. Transpolitika merupakan entitas politik yang bersentuhan dengan entitas yang lain sehingga terjadi kontamidasi. Indonesia telah 65 tahun merdeka tidak memperlihatkan sejalannya demokrasi prosedual dan demokrasi substansial. Indikator-indikator seperti tingginya angka kemiskinan dan pengangguran, melonjaknya angka kekerasan, maraknya korupsi, miskinnya opini publik dan lemahnya penegakan hukum merupakan contoh konkrit tidak berjalannya demokrasi substansial di Indonesia. Untuk menyelesaikan permasalahn di atas budaya politik melalui pendekatan budaya maka aspek penting yang tidak dapat diabaikan adalah peran aktor karena aktor merupakan agensi budaya dan sekaligus sebagai penerus nilai-nilai budaya politik yang ada. Dalam kasus Indonesia selama dekade transisi politik telah menempatkan para aktor yang merupakan faktor dominant dalam menentukan arah demokrasi yang sesungguhnya (demokrasi substansial)
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive