Persepsi nilai budaya organisasi ditinjau dari aspek tingkat manajemen dan satuan fungsi di Polres Semarang Selatan
Nama Orang : | Arief Kristanto |
Subjek : | |
Penerbitan : | Jakarta : PTIK, 2010 |
Bahasa : | none |
Deksipsi Fisik : | xiv, 147 hlm.: 29 cm |
Catatan Umum : | |
Lembaga Pemilik : | Perpustakaan STIK |
Lokasi : |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
54-10-020 | TERSEDIA |
54-10-020.pdf :: Unduh
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 35460 |
Polri sesuai dengan tugas pokcok dan fungsinya. sebagai pern.elihara kamtibmas, aparat penegak hokum serta pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat tentunya mempunyai budaya yang dianut dan dilaksanakan oleh pimpinan dan segenap anggotanya dal= melaksanakan togas dan tanggung jawab, kewajiban, serta kewenangannya. Berawal dari kebiasaan dan kecenderungan tertentu tersebut yang semakin lama terbentuk menjadi suatu budaya, tradisi yang khas diterima dan diikuti oleh seluruh anggotanya. Penelitian yang dilakuakan oleh penulis ini untuk mengetahui apakah implementasi / penerapan nilai nilai budaya organisasi di Polres Semarang Selatan dipersepsikan baik oleh anggota. Dan selanjutnya apakah ada persamaan persepsi terhadap implementasi nilai nilai budaya organisasi di Polres Semarang Selatan yang ditinjau dari aspek tingkat manajemen dan satuan fungsi, serta untuk mencari tahu faktor faktor apa Baja yang berpengaruh terhadap implementasi nilai nilai budaya organisasi di lingkungan kesatuan Polres Semarang Selatan.
Miller (1987) menyatakan bahwa dalam suatu organisasi terdapat dua nilai, yaitu nilai utama (primer) yang meliputi nilai tujuan, nilai pengambilan keputusan, nilai keunggulan, nilai kesatuan, nilai prestasi dan nilai keakraban. Sella nilai sekunder yang meliputi fokus pada masyarakat, pengendalian yang disiplin, kepemimpinan yang telah teruji benar, pengambilan keputusan yang cepat, fokus jangka pendek, penerapan teknologi canggih.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, metode survei, dan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner I angket yang didukung wawancara dan observasi. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif perbandingan mean empirik dengan mean hipotetik, dan statistik uji chi square. Lokasi penelitian adalah di Polres Semarang Selatan, salah satu Polres jajaran di Polda Jawa Tengah.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa mean (194.2) > mean hipotetik (0) yang artinya anggota cenderung mempersepsikan positif implementasi nilai nilai budaya organisasi di Polres Semarang.
Pada hubungan antara tingkat manajemen dengan persepsi, p value (0.703) > alpha (0.05), maka Ho diterima dan l l ditolak yang berarti tidak ada perbedaan persepsi anggota secara signifikan pada tingkat manajemen yang berbeda terhadap implementasi nilai nilai budaya organisasi di Polres Semarang Selatan.
Pada hubungan antara fungsi dengan persepsi, p value (0.022) < alpha (0.05), maka Ho ditolak H1 diterima, yang berarti ada perbedaan persepsi anggota seeara signifikan pada satuan fungsi yang berbeda terhadap implementasi nilai nilai budaya organisasi di Polres Semarang Selatan.
Miller (1987) menyatakan bahwa dalam suatu organisasi terdapat dua nilai, yaitu nilai utama (primer) yang meliputi nilai tujuan, nilai pengambilan keputusan, nilai keunggulan, nilai kesatuan, nilai prestasi dan nilai keakraban. Sella nilai sekunder yang meliputi fokus pada masyarakat, pengendalian yang disiplin, kepemimpinan yang telah teruji benar, pengambilan keputusan yang cepat, fokus jangka pendek, penerapan teknologi canggih.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, metode survei, dan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner I angket yang didukung wawancara dan observasi. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif perbandingan mean empirik dengan mean hipotetik, dan statistik uji chi square. Lokasi penelitian adalah di Polres Semarang Selatan, salah satu Polres jajaran di Polda Jawa Tengah.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa mean (194.2) > mean hipotetik (0) yang artinya anggota cenderung mempersepsikan positif implementasi nilai nilai budaya organisasi di Polres Semarang.
Pada hubungan antara tingkat manajemen dengan persepsi, p value (0.703) > alpha (0.05), maka Ho diterima dan l l ditolak yang berarti tidak ada perbedaan persepsi anggota secara signifikan pada tingkat manajemen yang berbeda terhadap implementasi nilai nilai budaya organisasi di Polres Semarang Selatan.
Pada hubungan antara fungsi dengan persepsi, p value (0.022) < alpha (0.05), maka Ho ditolak H1 diterima, yang berarti ada perbedaan persepsi anggota seeara signifikan pada satuan fungsi yang berbeda terhadap implementasi nilai nilai budaya organisasi di Polres Semarang Selatan.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive