Pelaksanaan patroli jalan kaki dialogis oleh satuan samapta poltabes yogyakarta di kawasan malioboro dalam membangun kepercayaan masyarakat (Publik Trust)
Nama Orang : | Maya Henny Hirijahubessy |
Subjek : | |
Penerbitan : | Jakarta : PTIK, 2009 |
Bahasa : | none |
Deksipsi Fisik : | xii, 102 hal.: 28 cm |
Catatan Umum : | |
Lembaga Pemilik : | Perpustakaan STIK |
Lokasi : |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
52-09-086 | TERSEDIA |
52-09-086.pdf :: Unduh
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 34984 |
Rasa aman baik secara fisik maupun psikis dari segala bentuk gangguan dan ancaman adalah kebutuhan hidup masyarakat yang senantiasa diharapkan setiap saat baik di lingkungan tempat tinggalnya, di lingkungan aktivitasnya serta lingkungan interaksi social lainnya. Upaya pencegahan atau preventif adalah bagian dari tugas pokok dan fungsi Samapta Polri yang secara Iangsung melibatkan partisipasi masyarakat untuk menjaga dan memelihara situasi Kamtibmas yang merupakan tangggungjawab bersama. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk megetahui gambaran pelaksanaan patroli jalan kaki dialogis oleh anggota berseragam (Satuan Samapta) Poltabes Yogyakarta di kawasan Malioboro dalam membangun kepercayaan masyarakat (Public Trust) serta untuk megetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan patroli jalan kaki dialogis oleh anggota Samapta Poltabes Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan selama 14 (empat belas) hari yaitu dari tanggal 11 s/d 25 Maret 2009 di wilayah hukum Poltabes Yogyakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode penelitian lapangan (field reasearch), sedangkan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara terstruktur, observasi dan analisis dokumen. Informan dalam penelitian ini meliputi Unsur manajemen, pelaksana dan masyarakat.
Hasil penelitian yang ditemukan menunjukan bahwa patroli jalan kaki dialogis dirasakan masyarakat cukup efektif dan balk, sikap perilaku anggota patroli yang ramah dengan masyarakat serta adanya dampak rasa aman terhadap aktivitas yang dijalankan masayarakat. Narnun demikian hambatan yang ditemui adalah kurangnya anggota patroli yang masih belum secara aktif berinteraktif dengan masyarakat, hal ini dikarenakan bleb masih perlunya peningkatan kemampuan dari segi keterampilan komunikasi dan pengetahuan serta pengalaman tugas.
Pada bagian akhir, penulis mengemukakan beberapa rekomendasi untuk peningkatan pelayanan patroli jalan kaki dialogis di kawasan Malioboro oleh Satuan Samapta Poltabes Yogyakarta antara lain: Petugas patroli diharapkan bukan saja anggota baru atau bintara remaja yang rata-rata penempatan pertama pada Samapta namun demikian didampingi oleh anggota Samapta yang sudah cukup lama berdinas dan berpengalaman, Kasubnit patroli yang masih berpangkat Bintara Tinggi (Aiptu) diisi atau digantikan dengan pangkat Perwira (Inspektur), Perlunya petatihan-pelatihan kemampuan dalam hal berkomunikasi dan inovasi dalam bentuk intervensi pihak ketiga yang bekerjasama dengan pimpinan/Kasatwil dalam upaya melakukan perubahan di bidang perilaku anggota yang kurang kondusif guna mendukung program reformasi pada tingkat Satwil misainya bekerjasama dengan tenaga konsultan seperti psikolog.
Penelitian ini dilakukan selama 14 (empat belas) hari yaitu dari tanggal 11 s/d 25 Maret 2009 di wilayah hukum Poltabes Yogyakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode penelitian lapangan (field reasearch), sedangkan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara terstruktur, observasi dan analisis dokumen. Informan dalam penelitian ini meliputi Unsur manajemen, pelaksana dan masyarakat.
Hasil penelitian yang ditemukan menunjukan bahwa patroli jalan kaki dialogis dirasakan masyarakat cukup efektif dan balk, sikap perilaku anggota patroli yang ramah dengan masyarakat serta adanya dampak rasa aman terhadap aktivitas yang dijalankan masayarakat. Narnun demikian hambatan yang ditemui adalah kurangnya anggota patroli yang masih belum secara aktif berinteraktif dengan masyarakat, hal ini dikarenakan bleb masih perlunya peningkatan kemampuan dari segi keterampilan komunikasi dan pengetahuan serta pengalaman tugas.
Pada bagian akhir, penulis mengemukakan beberapa rekomendasi untuk peningkatan pelayanan patroli jalan kaki dialogis di kawasan Malioboro oleh Satuan Samapta Poltabes Yogyakarta antara lain: Petugas patroli diharapkan bukan saja anggota baru atau bintara remaja yang rata-rata penempatan pertama pada Samapta namun demikian didampingi oleh anggota Samapta yang sudah cukup lama berdinas dan berpengalaman, Kasubnit patroli yang masih berpangkat Bintara Tinggi (Aiptu) diisi atau digantikan dengan pangkat Perwira (Inspektur), Perlunya petatihan-pelatihan kemampuan dalam hal berkomunikasi dan inovasi dalam bentuk intervensi pihak ketiga yang bekerjasama dengan pimpinan/Kasatwil dalam upaya melakukan perubahan di bidang perilaku anggota yang kurang kondusif guna mendukung program reformasi pada tingkat Satwil misainya bekerjasama dengan tenaga konsultan seperti psikolog.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive