Skripsi STIK-PTIK :: Kembali ::

Internalisasi norma-norma pada personel detasemen satuan III pelopor dalam penanggulangan unjuk rasa anarkis

No. Panggil : 52-09-069
Nama Orang : Riski Fara Sandy
Subjek :
  1. PENANGGULANGAN-KEPOLISIAN
Penerbitan : Jakarta : PTIK, 2009
Bahasa : none
Deksipsi Fisik : xi, 60 hal.: 28 cm
Catatan Umum :
Lembaga Pemilik : Perpustakaan STIK
Lokasi :
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
52-09-069 52-09-069 TERSEDIA
 52-09-069.pdf
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 34967
Proses menuju Polisi Sipil merupakan tujuan dari reformasi dalam tubuh Polri. Maka dari itu, perubahan harus dilakukan secara simultan, sehingga akan menghasilkan sinergi yang menjadi percepatan dalam mencapai tujuan. Parameter yang menjadi indikator Polisi Sipil, yaitu profesional, proporsional, demokrasi, menjunjung tinggi HAM, transparansi, akuntabilitas, supremasi hukum, dan sikap protagonis. Sehingga perubahan struktural secara pasti diikuti dengan perubahan instrumental dan kultural. Detasemen B Satuan IIl Pelopor Korps Brimob sebagai salah satu kekuatan Polri memiliki tugas menyiapkan dan menyiagakan bantuan kekuatan, sudah memulai dengan pelatihan-pelatihan maupun pendalaman-pendalaman materi yang telah ditetapkan dalam Budomlak (Buku Pedoman PeIaksanaan). Terutama dalarn rnenghadapi unjuk rasa sebagai wujud telah berjalannya demokratisasi, pembenahan menuju Polri yang profesional, bermoral dan modem terus dilakukan pada jajaran personel Detasemen B Satuan III Pelopor.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk internalisasi norma-norma pada personel Detasemen B dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah pengamatan, wawancara dan pemeriksaan dokurnen. Dengan teknik pengumpulan data tersebut penulis dapat menghimpun data dan fakta yang berkaitan dengan pokok pembahasan dalarn penulisan ini. Penulis menggunakan kepustakaan konseptual dari konsep internalisasi serta menggunakan teori kepemimpinan karismatik, teori perubahan tiga langkah berurutan dan teori pendekatan perubahan.
Dari analisis yang dilakukan, diperoleh bahwa proses intemalisasi norma-norms pada personel Detasemen B telah dilaksanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada seperti Budomlak PHi dan peraturan lain maupun doktrin-doktrin melalui motto " Jiwa Ragaku Derni Kemanusiaan ", selain itu proses internalisasi tersebut juga dipengaruhi oleh faktor-faktor utarrna seperti ketentuan hukum, personel, sarana dan fasilitas, serta gaya kepemimpinan komandan kompinya.
Penulis menyimpulkan bahwa dalam proses internalisasi norma-norma ini, gaya kepemimpinan pars unsur pimpinan di jajaran Detasemen B merupakan faktor terpenting dalam pelaksanaannya. Dan penulis menyarankan agar setiap komandan di lingkurngan Detasemen B dalam proses internalisasi untuk memimpin dengan penuh karismatik agar anggota merasa yakin bahwa suatu perubahan itu sangat perlu untuk mencapai tujuan keamanan dalarn negeri.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive