Skripsi STIK-PTIK :: Kembali ::

Pembangunan jaringan intelijen satuan intelkam polres berau kalimantan timur dalam menanggulangi kejahatan tertentu

No. Panggil : 52-09-044
Nama Orang : Fikri Sjahfri
Subjek :
  1. KEPOLISIAN-INTELKAM
Penerbitan : Jakarta : PTIK, 2009
Bahasa : none
Deksipsi Fisik : xiii, 78 hal.: 28 cm
Catatan Umum :
Lembaga Pemilik : Perpustakaan STIK
Lokasi :
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
52-09-044 52-09-044 TERSEDIA
 52-09-044.pdf
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 34942
Dengan mengambil judul "Pembangunan Jaringan Intelijen Satuan Intelkam Polres Berau Kalimantan Timur Dalam menanggulangi Kejahatan Tertentu Khususnya Kejahatan Penyelundupan Barang dari Malaysia", peneliti bertujuan melakukan penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana Satuan Intelkam Polres Berau melakukan pekerjaannya dalam memperoleh informasi untuk Polres Berau, untuk dapat dijadikan informasi awal dalam mengungkap kejahatan. Untuk mengetahui apakah Polres Berau telah melakukan pembangunan jaringan intelijen. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi baik faktor interen maupun eksteren dan apa penghambat dan pendukungnya.
Dalam melakukan analisa, peneliti menggunakan teori dan konsep yaitu, Teori Manajemen Peter F. Drucker (1954), konsep teori manajemen Henri Fayol yang telah banyak dituangkan dalam konsep Manajemen Operasional Polri (Skep Kapolri No.Pol.: SKEP / 187 1 IV 11989), Pola 7 langkah kegiatan operasional Intelijen. Konsep pembangunan jaringan intelijen Skep Kapoiri No.Pol.: SKEP/8/I/2008 tentang pedoman pembentukan dan pembinaan jaringan intelijen, konsep teori komunikasi Goldhaber dan konsep teori kerjasama Roucek dan Warren
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Jadwal penelitian mulai tanggal 11 Maret 2009 sampai dengan 25 Maret 2009, di Satuan Intelkam Polres Berau.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Terjadinya penyeludupan barang dari Malaysia ke Kabupaten Berau disebabkan karena kurangnya pengawasan, jumlah agen jaringan yang terbentuk sebanyak 5 orang agen jaringan. Informasi yang dihasilkan agen jaringan dan dibuat produk intelijen berjumlah 5 Laporan Informasi. Faktor-Faktor yang mempengaruhi yaitu, kurang menguasainya anggota dalam melaksanakan taktik dan teknik pembangunan jaringan intelijen, kurang baiknya kedisiplinan anggota, kurang baiknya sikap mental anggota, dan sebagian masyarakat yang direkrut memanfaatkan kegiatan tersebut untuk kepentingan tertentu.
Dari hasi penelitian yang dilakukan, peneliti merekomendasikan bahwa, pelaksanaan pembangunan jaringan intelijen Satuan Intelkam Polres Berau dalam menanggulangi kejahatan tertentu khususnya penyeludupan barang dari Malaysia belum dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan Teori Manajemen Peter F. Druker seba;aima.na telah banyak dituangkan dalam konsep Manajemen Operasional Polri, dalam melakukan penanggulangan kejahatan penyeludupan barang dari Malaysia dengan menggunakan jaringan intelijen hares dilaksanakan dengan menyusun rencana pelaksanaan tugas, menentukan kekuatan personil, materiil dan anggaran, menentukan taktik dan teknik intelijen yang akan digunakan, serta melakukan pengawasan dan pengendalian. Akibat kurangnya pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan jaringan intelijen tidak berjalan dengan balk. Untuk itu sangat diperlukan adanya manajemen dalam setiap pelaksanaan kegiatan atau tugas, terutama pengawasan dan pengendalian sehingga apa yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan tugas bisa tercapai.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive