Peningkatan peran satuan intelkam poltabes denpasar dalam mendukung penanggulangan tindak pidana narkoba dikawasan wisata kuta badung
Nama Orang : | Ketut Suryana |
Subjek : | |
Penerbitan : | Jakarta : PTIK, 2009 |
Bahasa : | none |
Deksipsi Fisik : | xii, 109 hal.: 28 cm |
Catatan Umum : | |
Lembaga Pemilik : | Perpustakaan STIK |
Lokasi : |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
52-09-015 | TERSEDIA |
52-09-015.pdf :: Unduh
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 34913 |
Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia yang marak terhadap peredaran narkoba khususnya di tempat-tempat wisata seperti Kuta dan Sanur. Atas kondisi itulah maka dibutuhkan adanya upaya dari Polri dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat dari maraknya peredaran narkoba di Bali, salah satunya dengan mengedepankan fungsi Satuan Intelkam Poltabes Denpasar. Adapun penanggulangan tindak pidana narkoba yang dilakukan adalah dengan meningkatkan deteksi dini (early detection) dalam mendapatkan sejumlah informasi awal mengenai peredaran narkoba yang terjadi di wilayah hukumnya, dan kemudian melakukan pencegahan dini (early warning) agar tindak pidana tersebut dapat diatas semaksimal mungkin.
Atas dasar inilah maka penulis ingin membahas mengenai kecenderungan tindak pidana narkoba yang terjadi di Bali pada periode tahun 2006 sampai dengan 2009, peran Satuan Intelkam Poitabes Denpasar dalam mendukung penanggulangan tindak pidana narkoba di kawasan wisata Kuta, Badung dan faktor yang mempengaruhinya (baik internal maupun eksternal). Teori yang digunakan adalah Teori Kinerja, Teori Hasil Interaksi, Konsep Pencegahan Kejahatan, Konsep Manajemen Operasional Intelijen, Konsep Pembentukan Jaringan Intelijen, konsep deteksi dini dan narkotika maupun psikotropika. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitaif, dengan metode studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara, pengamatan dan studi kepustakaan, yang akan dianalisis dengan menggunakan reduksi, pengorganisasian data dan interpretasi data.
Hasil penelitian inl menggambarkan bahwa selama tahun 2006 sampai dengan 2009, kecenderungan peredaran narkoba mengalami kenaikan. Kinerja yang dilakukan Satuan Intelkam Poltabes Denpasar secara keseluruhan sudah berjalan dengan balk. Anggota disini mampu menjalankan tugasnya dengan balk, dan membentuk jaringan Intelijen dengan semua pihak, sehingga informasi atau keterangan mengenai peredaran narkoba dapat diketahui dan diproses secara hukum.
Faktor internal yang mempengaruhi kinerja Satuan lntelkarn Poitabes Denpasar terdiri alas personal, sarana dan prasarana, koordinasi, serta piranti lunak berupa perundang-undangan yang berlaku. Namun jumlah personal yang dimiliki masih minim dan sedangkan kualitas personal sudah dirasakan sangat balk namon tidak dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal karena adanya keterbatasan sarana dan prasarana pendukung yang masih sangat kurang. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah keberadaan Bali sebagai daerah pariwisata yang mengakibatkan mudahnya peredaran narkoba terjadi, serta adanya program kemitraan bersama masyarakat.
Atas dasar inilah maka penulis ingin membahas mengenai kecenderungan tindak pidana narkoba yang terjadi di Bali pada periode tahun 2006 sampai dengan 2009, peran Satuan Intelkam Poitabes Denpasar dalam mendukung penanggulangan tindak pidana narkoba di kawasan wisata Kuta, Badung dan faktor yang mempengaruhinya (baik internal maupun eksternal). Teori yang digunakan adalah Teori Kinerja, Teori Hasil Interaksi, Konsep Pencegahan Kejahatan, Konsep Manajemen Operasional Intelijen, Konsep Pembentukan Jaringan Intelijen, konsep deteksi dini dan narkotika maupun psikotropika. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitaif, dengan metode studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara, pengamatan dan studi kepustakaan, yang akan dianalisis dengan menggunakan reduksi, pengorganisasian data dan interpretasi data.
Hasil penelitian inl menggambarkan bahwa selama tahun 2006 sampai dengan 2009, kecenderungan peredaran narkoba mengalami kenaikan. Kinerja yang dilakukan Satuan Intelkam Poltabes Denpasar secara keseluruhan sudah berjalan dengan balk. Anggota disini mampu menjalankan tugasnya dengan balk, dan membentuk jaringan Intelijen dengan semua pihak, sehingga informasi atau keterangan mengenai peredaran narkoba dapat diketahui dan diproses secara hukum.
Faktor internal yang mempengaruhi kinerja Satuan lntelkarn Poitabes Denpasar terdiri alas personal, sarana dan prasarana, koordinasi, serta piranti lunak berupa perundang-undangan yang berlaku. Namun jumlah personal yang dimiliki masih minim dan sedangkan kualitas personal sudah dirasakan sangat balk namon tidak dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal karena adanya keterbatasan sarana dan prasarana pendukung yang masih sangat kurang. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah keberadaan Bali sebagai daerah pariwisata yang mengakibatkan mudahnya peredaran narkoba terjadi, serta adanya program kemitraan bersama masyarakat.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive