Skripsi STIK-PTIK :: Kembali ::

Unit pelayanan perempuan dan anak (PPA) dalam perlindungan terhadap korban kekerasan anak di Polres Metro Jakarta Utara

No. Panggil : 51-08-082
Nama Orang : Safii Nafsikin
Subjek :
  1. PELAYANAN PPA-KORBAN KEKERASAN ANAK-POLRES JAKARTA UTARA
Penerbitan : Jakarta : PTIK, 2008
Bahasa : none
Deksipsi Fisik : xi, 141 hlm.: 30 cm
Catatan Umum :
Lembaga Pemilik : Perpustakaan STIK
Lokasi :
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
51-08-082 51-08-082 TERSEDIA
 51-08-082.pdf
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 34822
Pelayanan Kepolisian yang diberikan dapat mempengaruhi terbentuknya citra positif bagi masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan Polri kepada masyarakat adalah perlindungan terhadap anak yang menjadi korban kekerasan, yang dilakukan melalui Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA). Terkait dengan hal tersebut, maka penulis tertarik melalukan pembahasan mengenai pelayanan Unit PPA dalam memberikan perlindungan kemampuan anggotanya dan faktor yang mempengaruhinya.
Teori yang digunakan dalam penulisan ini adalah Teori Peran, Teori Hasil Interaksi, Konsep Pelayanan Masyarakat dan Konsep Perlindunganan Korban. Selanjutnya pendekatan yang digunakan adalah secara kualitatif dengan metode penelitian field research. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, pengamatan dan studi dokumen. Data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis dengan mengunakan reduksi data, sajian data dan pemeriksaan kesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pelayanan penanganan kasus kekerasan selama ini telah dilakukan dengan baik oleh Unit PPA Polres Metro Jakarta Utara. Kegiatan tersebut mencakup penyidikan terhadap kasus kekerasan anak, memberikan bantuan hukum, pelayanan konseling, dan pemberian penyuluhan kepada masyarakat umum terhadap tindak pidana kekerasan yang terjadi pada anak. Adanya pelayanan seperti ini akan memberikan perlindungan kepada korban, sehingga tidak mempengaruhi psikologisnya dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Dalam menjalankan tugasnya, petugas memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan korban (saat pemeriksaan), menunujukkan perilaku yang ramah, sabar dan sopan dalam memperlakukan anak setelah menjadi korban kekerasan, berpenampilan menarik agar mampu menumbuhkan suasana keakraban dan kepercayaan kepada korban atas tugas polisi dalam menangani kasus tersebut, serta kemampuan saat mengendalikan diri maupun emosi korban yang sedang labil.
Faktor yang mempengaruhi pelayanan secara internal adalah, adanya aturan hukum yang digunakan sebagai pedoman bagi petugas dalam memberikan pelayanan, kemampuan yang berkualitas, minimnya jumlah petugas dalam menangani kasus tersebut, serta keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki. Sedangkan faktor eksternal adalah adanya koordinassi terpadu dengan instansi terkait dalam menangani kasus kekerasan tersebut, serta kurangnya kesadaran hukum masyarakat untuk melaporkan kasus kekerasanan terhadap anak kepada Polres Metro Jakarta Utara (khususnya Unit PPA Polres Metro Jakarta Utara).
Saran yang diberikan adalah agar pimpinan menambah jumlah personil Unit PPA khususnya polisi laki-laki, menyediakan sejumlah sarana dan prasarana, melakukan penyluhan dan sosialisasi mengenai undang-undang menerapkan reward and punishment kepada setiap personil.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive