Skripsi STIK-PTIK :: Kembali ::

Peranan Polri dalam pemberdayaan kearifan lokal (local genius) untuk pencegahan kejahatan di wilayah hukum Polres Gianyar

No. Panggil : 48-07-158
Nama Orang : I Wayan Winaya
Nama Orang Tambahan :
Penerbitan : Jakarta : PTIK, 2007
Bahasa : none
Deksipsi Fisik : .
Catatan Umum :
Lembaga Pemilik : Perpustakaan STIK
Lokasi :
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
48-07-158 48-07-158 TERSEDIA
 48-07-158.pdf
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 30408
Pencegahan kejahatan bukan hanya tugas Polri semata, keikutsertaan masyarakat sangat dibutuhkan. Keterbatasan yang dimiliki oleh Polri, terutama keterbatasan personil, dana dan sarana prasarana belum dapat menjangkau lapisan terbawah dari masyarakat. Masyarakat memiliki kearifan lokal (local genius) berupa budaya setempat yang dapat diberdayakan dalam membantu Polri mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat. Penelitian ini merupakan tulisan skripsi yang ditujukan guna memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kepolisian dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data yang dilaksanakan di wilayah hukum Polres Gianyar dari tanggal 29 September sampai dengan 29 Oktober 2007, menggunakan teknik wawancara mendalam dan pengamatan partisipasi untuk mendapatkan data primer. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi dokumen baik dari Polres Gianyar maupun dari Pemerintah Daerah Gianyar yang terkait dengan permasalahan penelitian. Masyarakat di wilayah hukum Polres Gianyar telah memiliki kearifan lokal berupa: Karma Phala, Tri Hita Karana dan Menyama Braya. Ketiga kearifan lokal ini merupakan warisan leluhur yang sangat berpengaruh terhadap perilaku, aktivitas dan interaksi dalam masyarakat. Masyarakat Gianyar sangat mempercayai adanya karma phala yang merupakan hukum sebab akibat, siapa berbuat dialah yang akan menerima buah dari perbuatannya. Dalam setiap aktivitas, masyarakat Gianyar selalu berusaha menyeimbangkan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan antar sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam lingkungannya. Kearifan ini disebut dengan tri hita karana. Begitu pula dengan menyama braya, masyarakat dengan keanggotaannya dalam lembaga-lembaga tradisional berupa: desa pakraman, banjar, sekaa dan subak selalu bersama-sama menyelesaikan suatu kegiatan. Kearifan lokal tersebut sangat berpengaruh dalam menciptakan situasi kamtibmas dalam masyarakat, terutama dalam mencegah terjadinya kejahatan. Namun saat ini telah banyak faktor yang mempengaruhi, terutama faktor pariwisata dan globalisasi. Polres Gianyar belum dapat secara optimal mengambil langkah dalam memberdayakan kearifan lokal tersebut, sehingga perlu adanya kerjasama dengan masyarakat dan pemerintah daerah untuk bersinergi merevitalisasi kearifan lokal tersebut. Penulis juga menyarankan kepada masyarakat agar memiliki suatu kearifan dalam ketepatan memilih kearifan lokal yang akan diberdayakan dalam menghadapi suatu permasalahan, baik permasalahan sosial, adat ataupun masalah keamanan.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive