Skripsi STIK-PTIK :: Kembali ::

Peranan Dantotar dalam pengasuhan Taruna akpol

No. Panggil : 48-07-025
Nama Orang : Anggun Cahyono
Nama Orang Tambahan :
Penerbitan : Jakarta : PTIK, 2007
Bahasa : none
Deksipsi Fisik : x, 110 p : ill. , 30 cm
Catatan Umum :
Lembaga Pemilik : Perpustakaan STIK
Lokasi :
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
48-07-025 48-07-025 TERSEDIA
 48-07-025.pdf
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 30276
Sejalan dengan tekad bangsa Indonesia untuk melaksanakan reformasi, maka Polri juga turut melakukan reformasi internal. Reformasi Polri meliputi reformasi struktural, reformasi instrumental dan reformasi kultural. Dari ketiga macam reformasi Polri tersebut, yang paling sulit untuk dicapai dan dilaksanakan adalah reformasi kultural. Reformasi kultural dilakukan melalui pembinaan kultur anggota Polri yang sudah berdinas oleh Kepala Kesatuan Wilayah. Di samping itu, juga diupayakan melalui penyiapan calon anggota Polri di lembaga pendidikan Polri. Akpol adalah unsur pelaksana pendidikan pembentukan perwira pole yang berada di bawah Kapolri, bertugas menyelenggarakan pendidikan pembentukan perwira Polri melalui proses pengajaran, pelatihan dan pengasuhan. Proses pengasuhan bertujuan untuk membentuk mental kepribadian calon perwira Polri yang berperilaku sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat sesuai dengan tujuan reformasi kultural Polri. Penelitian bertujuan untuk mengetahui secara mendalam bagaimana peranan Dantontar dalam pengasuhan Taruna Akpol. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode penelitian menggunakan metode penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, status sebagai Dantontar diperoleh ketika menerima Telegram Resmi (TR) untuk melaksanakan mutasi dan kesatuan lama ke Akademi Kepolisian dan Surat Perintah Gubemur Akpol menjadi seorang Dantontar, tidak ada ujian atau tes tertentu sebelum menjadi Dantontar, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah faktor lingkungan yang terdiri dari aspek internal maupun ekstemal, dan faktor perangkat pendukung. Kesimpulan dari penelitian adalah bahwa Dantontar merupakan status yang diperoleh belum menjadi status yang diraih, belum ada pelatihan khusus sebagai persiapan untuk menjadi seorang Dantontar, Perintah 1 kebijaksanaan Iisan menjadi acuan utama dalam bertindak bagi para pengasuh, dan selain sebagai atasan, Dantontar berperan sebagai orang tua, mitra dan guru bagi Taruna. Untuk itu, penulis merekomendasikan agar dilakukan tes terhadap para perwira Pohl yang akan menjadi Dantontar Akpol, mengganti istilah Dantontar dan Dankitar dengan istilah baru yaitu Kanittar dan Kasubdentar, serta sebelum melaksanakan tugas sebagai Dantontar, dilaksanakan terlebih dahulu kegiatan pelatihan semacam Dikjab (Pendidikan Jabatan) Dantontar untuk membekali para perwira Polri yang akan bertugas sebagai Dantontar.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive