Skripsi STIK-PTIK :: Kembali ::

Penanggulangan pencurian penyu hijau di taman nasional Alas Purwo Sukamande oleh Polres Banyuwangi

No. Panggil : 47-07-152
Nama Orang : Anto Seven
Nama Orang Tambahan :
Penerbitan : Jakarta : PTIK, 2007
Bahasa : none
Deksipsi Fisik : xi, 73 p. : ill. , 30 cm
Catatan Umum :
Lembaga Pemilik : Perpustakaan STIK
Lokasi :
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
47-07-152 47-07-152 TERSEDIA
 47-07-152.pdf
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 30249
Pencurian penyu hijau yang terjadi di Taman Nasional Alas Purwo Sukamande jika dibiarkan akan berakibat pada punahnya habitat satwa langka tersebut. Namun maraknya jumlah kasus pencurian penyu hijau yang terjadi tidak seimbang dengan pengungkapan kasusnya. Hal inilah yang menjadi latar belakang penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian ini berisikan 6 bab dengan 3 permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana praktek pencurian penyu hijau yang terjadi serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong para pelaku melakukan aksi pencuriannya dan bertujuan pula untuk menggambarkan penanganan yang telah dilakukan oleh Polres Banyuwangi serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menangani kasus pencurian penyu hijau yang terjadi di Taman Nasional Alas Purwo Sukamande. Temuan penelitian yang diperoleh adalah: Pertama, pencurian penyu sering terjadi pada bulan Mei, Juni, Juli, Agustus, adapun praktek pencurian yang dilakukan oleh para pelaku dalam mencuri telur dan induk penyu, pertama dilakukan dengan menggunakan jalan darat yang melalui hutan disekitar pantai Sukamade, kedua dilakukan dengan melalui jalan laut dengan menggunakan sarana kapal/perahu motor serta peralatan selam. Kedua praktek pencurian tersebut dilakukan pada saat penyu sedang bertelur atau saat masih berada dilaut Kedua, daerah pemasaran hasil curian berupa telur penyu di pasarkan di daerah Kabupaten Banyuwangi, sedangkan hasil curian berupa daging penyu kebanyakan dijual di Bali. Ketiga, faktor-faktor yang mendukung terjadinya pencurian penyu hijau antara lain faktor ekonomi, faktor keyakinan masyarakat dan faktor pengamanan yang sangat minim. Keempat, penanganan yang telah dilakukan oleh Polres Banyuwangi adalah dengan tindakan represif berupa proses penyidikan terhadap semua pelaku dan tindakan preventif berupa penjagaan dan patroli yang dilakukan dengan mengedepankan para petugas dari Taman Nasional Alas Purwo Sukamande dengan di bantu oleh Polres Banyuwangi. Kelima Laporan polisi yang dibuat sebagai dasar proses penyidikan berupa Laporan Polisi model A. Dalam pembahasan, penulis menggunakan teori strain, rutinitas, koordinasi, konsep penegakan hukum, konsep penanganan hukum, asas Tex spesialis lex generalis dan UU no. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kesimpulan, pertama, bahwa benar telah terjadi pencurian telur dan penyu hijau di Taman Nasional Alas Purwo Sukamande yang dilakukan oleh para pelaku baik menggunakan modus jalur darat dan jalur laut dengan sarana kapal/perahu motor serta peralatan selam, yang didorong oleh kebatuhan ekonomi para pelaku, pertimbangan ekonomis dimana harga telur dan daging penyu lebih mahal serta sedikitnya petugas yang berjagalmengamankan. Kedua, upaya penanganan berupa tindakan represif dengan proses penyidikan serta upaya preventif dengan penjagaan telah dilakukan oleh Polres Banyuwangi bersama pihak Taman Nasional Alas Purwo Sukamande, namun upaya tersebut belum maksimal dapal mencegah terjadinya pencurian karena beberapa faktor antara lain minininya sarana dan prasarana, terbatasnya jumlah petugas, budaya masyarakat yang tidak mendukung dan keadaan ekonomi masyarakat sekitar yang mendukung terjadinya pencurian tersebut.Ketrga, jika pencurian ini terus terjadi maka akan berdampak pada kepunahan habitat penyu hijau, yang diperkirakan 20 tahun kedepan bisa punah jika tidak segera ditangani secara serius.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive