Pelaksanaan pembinaan masyarakat oleh Polres Temanggung dalam menanggulangi kerusakan hutan akibat pembukaan lahan di Gunung Sumbing Jawa Tengah
Nama Orang : | Saiful Mustofa |
Nama Orang Tambahan : | |
Penerbitan : | Jakarta : PTIK, 2007 |
Bahasa : | none |
Deksipsi Fisik : | xii, 89 p. : ill. , 30 cm |
Catatan Umum : | |
Lembaga Pemilik : | Perpustakaan STIK |
Lokasi : |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
47-07-127 | TERSEDIA |
47-07-127.pdf :: Unduh
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 30224 |
Latar belakang masalah penelitian ini diangkat dari adanya kegiatan pembukaan lahan di Gunung Sumbing Kabupaten Temanggung , Jawa Tengah yang di buka untuk dijadikan lahan pertanian khususnya tembakau yang dimulai sejak tahun 1998 bertepatan dengan terjadinya krisis ekonomi dan bergulimya reformasi di Indonesia. Tanaman tembakau memang sangat cocok untuk ditanam di daerah Temanggung yang berhawa sejuk. Adanya pembukaan lahan tersebut yang dilakukan secara tidak resmi menjadikan lahan hutan menjadi gundul, rusak serta akan mengancam keselamatan masyarakat. Adapun maksud dan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui-bagaimana pelaksanaan pembinaan masyarakat oleh Polres Temanggung dalam menanggulangi kerusakan hutan akibat pembukaan lahan, faktor-faktor yang mempengaruhi serta bagaimana koordinasi yang dilakukan antar instansi dalam pelaksanaan pembinaan masyarakat tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis dan manajerial, dengan metode penelitian menggunakan metode kualitatif. Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data serta informasi yang diperlukan untuk menggambarkan dan menjelaskan permasalahan yang diteliti oleh penulis. Sedangkan teknik pengumpulan data melalui kegiatan wawancara, observasi dan pemeriksaan dokumen. Sedangkan teori yang di gunakan adalah teori yang berisi tentang teori peran, teori kebutuhan dan teori koordinasi. Dalam hasil penelitian ini, Pembukaan lahan yang tetjadi di Gunung Sumbing Kabuaten Temanggung Jawa Tengah, dipicu oleh adanya kebijaksanaan pemerintah untuk pemanfaatan lahan yang masih kosong untuk ditanami tanaman pangan. Namun pelaksanaan kebijaksanaan tersebut teryata dilanggar yang berakibat makin rusaknya lahan hutan yang ada. Pembinaan yang dilakukan mengalami hambatan dikarenakan adanya beberapa aspek, yakni aspek politik, ekonomi, latar belakang masyarakat, personil serta aspek dana yang menjadikan pembinaan tersebut mengalami kendala. Namun pembinaan tetap di lakukan secara pelan-pelan dan bertahap. Pembinaan yang di lakukan dilaksanakan dengan metode membuat kelompok-kelompok tani hutan yakni memberdayakan masyarakat yang ada untuk ikut membantu tercapainya tujuan, yakni hutan yang lestari dengan mengedapankan masyarakat dan dilakukan secara terus menerus, serta di dukung masyarakat mengalami sendiri akibat dari rusaknya hutan, yakni hutan mulai gundul, debit air kurang, hawa panas dan sebagainya, masyarakat akhirnya sadar dan meminta program gebrus jalur yang awalnya di bolehkan yang di jadikan alasan pembukaan lahan untuk ditutup dan membuat kesepakatan untuk tidak lagi melakukan pengolahan lahan hutan. Sehingga diharapkan pembinaan yang di lakukan akan mampu mendorong warga masyarakat ikut berperan dalam pencegahan kerusakan hutan serta terwujud hutan yang sesuai dengan fungsinya untuk kesejahteraan masyarakat.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive