Sistem sosial Indonesia
No. Panggil : | 305 |
Nama Orang : | Nasikun |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified] : [Publisher not identified], Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001 |
Bahasa : | ind |
ISBN : | [] |
Edisi : | |
Catatan Umum : | |
Catatan Bibliografi : | |
Catatan Seri : | |
Sumber : | Mhs. Angkt. 40 K |
Lembaga Pemilik : | Perpustakaan STIK |
Lokasi : |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
305 | 11111 | TERSEDIA |
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 22696 |
Dalam pandangan Parsonian, masyarakat dianologikan sebagai sebuah sistem yang dibangun oleh sub-sub sistem. Jika terjadi ketegangan, penyimpangan, atau konflik dalam sistem tersebut maka kinerja sistem tersebut akan terganggu. Namun, diasumsikan bahwa sistem tersebut selalu bergerak menuju titik keseimbangan, yang pada akhirnya akan mencapai integrasi.
Sistem sosial Indonesia dibangun atas keberagaman suku bangsa, ras, agama, dan keberagaman kelompok serta golongan. Kebhinekaan tersebut merupakan suatu kekayaan sekaligus manyimpan potensi konflik krusial. Di antara kekayaan itu adalah Cross cutting affiliation, yakni loyalitas ganda yang dapat menetralisir konflik antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial yang lain. Dengan demikian.pluralisme tidak selalu identik dengan konflik, karena jika pluralisme dikelola dengan baik akan memciptakan masyarakat yang terintegrasi secara solid.
Buku kecil ini dapat mengantarkan pemahaman yang komprehensif mengenai masyarakat Indonesia, baik itu struktur sosialnya, strata sosial, sistem sosial, budaya dan adat istiadat, maupun sistem organisasinya. Grand theory yang digunakan untuk mengkaji masyarakat Indonesia dalam buku ini, yakni teori fungsionalisme struktural dan teori konflik, dapat dijadikan masukan bagi mahasiswa jurusan sosial dalam melakukan penelitian, atau bagi dosen dan peneliti sosial dalam kajian-kajian masalah sosial.
Sistem sosial Indonesia dibangun atas keberagaman suku bangsa, ras, agama, dan keberagaman kelompok serta golongan. Kebhinekaan tersebut merupakan suatu kekayaan sekaligus manyimpan potensi konflik krusial. Di antara kekayaan itu adalah Cross cutting affiliation, yakni loyalitas ganda yang dapat menetralisir konflik antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial yang lain. Dengan demikian.pluralisme tidak selalu identik dengan konflik, karena jika pluralisme dikelola dengan baik akan memciptakan masyarakat yang terintegrasi secara solid.
Buku kecil ini dapat mengantarkan pemahaman yang komprehensif mengenai masyarakat Indonesia, baik itu struktur sosialnya, strata sosial, sistem sosial, budaya dan adat istiadat, maupun sistem organisasinya. Grand theory yang digunakan untuk mengkaji masyarakat Indonesia dalam buku ini, yakni teori fungsionalisme struktural dan teori konflik, dapat dijadikan masukan bagi mahasiswa jurusan sosial dalam melakukan penelitian, atau bagi dosen dan peneliti sosial dalam kajian-kajian masalah sosial.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive