Buku :: Kembali ::

Politik dan perempuan / Sarwono Kusumaatmadja

No. Panggil : 320
Nama Orang : Sarwono Kusumaatmadja
Subjek :
  1. POLITIK
Penerbitan : Depok : Koekoesan, 2007
Bahasa : ind
ISBN : 978 -979 -1442 -3 -9
Edisi :
Catatan Umum :
Catatan Bibliografi :
Catatan Seri :
Sumber : Edwin Saleh/53
Lembaga Pemilik : Perpustakaan STIK
Lokasi :
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
320 01-20-37788472 TERSEDIA
 Paksi eka saputra (Resume buku poltik dan perempuan).doc
Catatan: Hanya file pdf yang dapat dibaca online
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20137
Dunia politik sesungguhnya identik dengan dunia kepemimpinan. Saat berada dalam posisi sebagai pemimpin, perempuan mengalami lebih banyak hambatan ketimbang laki-laki. Mengapa? Karena perempuan harus selalu membuktikan bahwa dirinya memang pantas dan bisa diandalkan. Mari simak penuturan wali kota perempuan pertama di San Francisco: "Aku kerap dikritik atas beberapa komentar yang agak menyinggung perasaan dan selanjutnya meledak menjadi pergunjingan publik, tidak seperti laki-Iaki dalam posisi yang sama, yang pernyataannya sering kali berlalu tanpa tantangan. Pengalaman mengajarku bahwa kunci keberhasilan perempuan, dalam jabatan pemerintahan adalah menjadi orang yang bisa diandalkan.
Artinya, memberi perintah yang jelas dan mau menindaklanjuti, memeriksa kembali setiap pernyataan demi keakuratan, menjaga integritas pribadi, dan benar-benar menjaga kepercayaan masyarakat. Selain itu, juga tetap dituntut untuk bisa bekerja sama dalam satu kelompok dan membina hubungan dengan kolega yang didasarkan pada integritas dan rasa hormat. Perempuan harus mampu menyelesaikan tugas yang dibebankan padanya dan harus menjadi pemimpin dalam arti yang sesungguhnya."

Persoalannya, mengapa perempuan sulit sekali menggapai kekuasaan? Jawabannya sangat sederhana. Stereotip perempuan tradisional tidak mengenal kekuasaan. Kefemininan juga tidak memuat ketegaran, keperkasaan, atau ketegasan yang merupakan unsur inti kekuasaan. Stereotip klasik mengenai perempuan dan kefemininan tidak mencantumkan gagasan kekuasaan, dan meskipun kondisi telah berubah, stereotip terse but sulit dihilangkan. Gambaran klasik mengenai kefemininan identik dengan kepasrahan, kepatuhan, kesetiaan, kemanjaan, kekanak-kanakan,kesimpatikan, kehangatan, kelembutan, keramahan, dan ketidaktegasan. Kekuasaan sebagai unsur yang paling penting dalam kepemimpinan tidak pernah dicirikan dengan sifat-sifat feminin.
:: Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)
LONTAR 4 :: Library Automation and Digital Archive