Abstrak
Sebagian kalangan ornop menganggap bahwa konflik-konflik agraria yang merebak dewasa ini erat kaitannya dengan cara pandang masyarakat desa terhadap tanah dan kedudukan fundamental tanah dalam kehidupan masyarakat desa. Masyarakat desa, baik yang mengalami penggusuran dan terlibaat dalam konflik agraria maupun yang tidak mengalami penggusuran dan tidak terlibat konflik, tidak bisa disederhanakan sebagai gejala perlawanan yang didasari adanya ikatan yang kuat dengan tanah. Bahwa masyarakat desa, khususnya petani, membutuhkan tanah memang betul, tetapi menganggap cara pandang mereka terhadap tanah layaknya cara pandang masyarakat prakapitalis adalah keliru.