Abstrak
Ayahku menjadi cuak bukan karena keinginannya. ia menjadi pengkhianat karena keadaan. Aku sendiri sudah menyaksikan perang saat masih kecil. Saat aku mulai belajar membaca dan berhitung, ayah sering pergi bersama orang - orang berseragam. katanya, berangkat kerja. Tetapi, kata orang - orang, mereka pergi bersama ayah, habis diterjang peluru. Aku tidak tahu, ayah ada dipihak mana ? Pihak yang benar ataukah yang salah? Begitu juga dengan pemerintah dan GAM. Yang kutahu, mereka saling membunuh. GAM menuntut keadilan, TNI mempertahankan keutuhan negeri, sedangkan kami tertindas! Tidak sedikit rakyat yang menjadi korban. Bahkan yang paling menyakitkan, ibuku ditikam dan ayahku dicincang! Siapa sesungguhnya yang bersalah? Tiada lagi yang bisa dilakukan Meutia, kecuali mengadu kepada Tuhan. Duh, Meutia lon sayang.....