Abstrak
Pada zaman serba materialitis ini, tolak ukur keberhasilan pemimpin seringkali hanya diukur dari faktor materi semata selama periode kepemimpinannya. Semangat membangun yang lebih diorientasikan pada pencapaian target fisik ini akhirnya menumbuhkan sikap mental yang lebih menghargai dan membanggakan materi, secara kuantitatif, dengan mengabaikan etika dan moral dalam proses pencapaiannya.