Abstrak
Perang, tidak hanya bicara soal berapa jumlah butir peluru, berapa jumlah rudal atau berapa jumlah pasukan yang dimiliki. Dalam banyak hal, perang ditentukan oleh keuletan, kecerdikan taktik dan faktor X. Fenomena inilah yang dapat kita saksikan dalam perang antara Israel dan Hamas. Para pakar strategi menyebut perang ini tidak seimbang. Bagaimana tidak? Dittilik dari kekuatan dan kecanggihan teknologi militernya jelas ada ketimpangan. Hamas (Palestina) hanya disokong sejumlah tentara yang tidak mencukupi dan senjata seadanya. Sementara Israel sisokong sejumlah tentara yang mumpuni dan senjata berteknologi canggih.
Karena menyadari tidak punya harapan mengalahkan Israel dalam perang frontal, Hamas melancarkan strategi - strategi perang, yang menjadi kekuatan utama pasukannya. Menilik keampuhan persenjataan Hamas, akan kita temukan bahwa mereka terus melakukan pembenahan demi persiapan menghadapi serangan Israel. Kita dapat melihat bahwa semangat perlawanan adalah roh mereka, sehingga senjata sederhana bukan alasan untuk takut.
Sementara, disisi Israel, kita justru melihat persenjataan yang canggih, dukungan teknologi muthakir serta bantuan dai Amerika Serikat. Tapi acap kali serangan yang mereka lakukan, tidak mencapai apa yang mereka inginkan.
Buku ini mencoba melihat kekuatan militer serta strategi perang yang dimiliki Hamas (Brigade Izzuddin Al Qassam) dan Israel (Israel Defence Forces). Dan buku ini merupakan catatan lain dari konflik Hamas versus Israel. Suatu cara pandang yang sayang untuk tidak disimak.