Abstrak
Tuhan telah memperkenalkan diri-Nya melalui Al-Asma' Al-Husna, melalui pintu inilah manusia mengenal Tuhan-Nya, namun begitu masih ada aspek lain pada dri Tuhan yang tak disentuh oleh manusia, yaitu wujud Alloh. Wujud Alloh memang sulit (untuk tidak mengatakan mustahil)didefinisikan dan diketahui. Wujud-Nya tidak mungkin bisa diketahui dan didefinisikan oleh makluk-Nya secara utuh dan menyeluruh. Bukan Tuhan kikir kepada hamba-Nya, bukan pula ia sengaja menyembunyikan diri kepada makluk-Nya, akan tetapi karena semata - mata karena keterbatasan esensi dan substansi manusia untuk memahami-Nya. Apalah arti sebuah cangkir untuk menampung air samudra. Tidak akan pernah mungkin sebuah cangkir mewadahi air samudra. Wujud Tuhan identik dengan esensi yang tidak akan pernah mungkin diketahui dan didefinisikan oleh hamba-Nya.
Keberadaan wujud-Nya hanya dapat diketahui melalui realitas yang termanifestasikan oleh yang wujud. Keberadaan wujud Tuhan merupakan sesuatu yang tidak tampak pada diri-Nya sendiri tetapi menyebabkan segala sesuatu selain diri-Nya tampak. Wujud Tuhan dapat dianologikan dengan cahaya. Cahaya sesungguhnya tidak pernah tampak, tetapi cahaya memungkinkan kita melihat hal - hal selainnya. Keberadaan cahaya diketahui melalui penampakan sesuatu selain dirinya karena kehadirannya, seperti perabotan rumah, pemandangan indah, tampak keberadaannya karena adanya kehadiran cahaya. Cahaya sesungguhnya tidka mempunyai warna khusus. Bukan cahaya yang tampak terang atau gelap, melainkan sesuatu yang bersentuhan atau tidak bersentuhan dengan cahaya itu. Perabotan dan pemandangan menjadi terang atau gelap karena intensitas persentuhan cahaya dengannya. Seperti itulah buku The Spiritual of name ini bercerita. Menarik. Memang.