Abstrak
Kalau orang Jawa mendengar janji - janji yang muluk - muluk atau cerita yang serba indah, tetapi tidak dapat diterima akal sehat, maka ia akan berkomentar : Gombal. Jadi kata gombalisasi berarti penipuan melalui pembodohan atau membungkus kebohongan dengan gombal. Buku ini menguraikan praktek penggombalan yang terjadi di negeri kita sejak sebelum kemerdekaan. Ada penggombalan yang dilakukan bangsa lain (kolonialisme dan imperialisme), tetapi ada juga penggombalan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri (feodalisme). Jadi orang Indonesia menipu sesama orang Indonesia, dengan memanfaatkan kebodohan atau ketidaktahuan orang yang digombali. Ini merupakan suatu kejahatan moral (moral crime). Praktek gombalisasi ini sekarang telah menjadi suatu fenomena global, terjadi dimana - mana di seluruh dunia. Dimana - mana kita lihat praktek orang pinter menggombali orang bodoh, orang berkuasa menggombali mereka yang tidak berkuasa. Dan akibat gombalisasi ini ialah meluasnya kemiskinan dengan segenap akibatnya. Dapatkah kemiskinan diberantas? Ini suatu hal yang bersifat kontroversial. Ada pakar ekonomi yang mengatakan "Dapat", misalnya Jeffrey Sachs, tetapi banyak pula yang mengatakan "Tidak Dapat". Barangkali lebih baik kalau kita bertanya: "Dapatkah praktek pemiskinan orang lain ini kita biarkan berlangsung terus?". Ini pertanyaan moral, bukan pertanyaan ekonomi empirik. Dan jawabnyaialah "Tidak". Ini merupakan kewajiban setiap manusia yang mampu dan juga kewajiban setiap organisasi politik. Karena organisasi politik adalah kumpulan dari orang - orang yang relatif mampu. Kalau kita gagal dalam hal ini, maka tidak mungkin bahwa yang dikhawatirkan Bung Karno dahulu betul - betul akan menjadi kenyataan, yaitu bahwa bagsa Indonesia akan menjadi kuli diantara bangsa - bangsa dan sebuah bangsa yang terdiri dari kuli - kuli. Saya kira yang perlu memiliki pandangan yang segar dalam buku ini bukan hanya para kader PDP saja, melainkan segenap manusia Indonesia yang masih ingin merasakan kebanggaan menjadi orang Indonesia.