Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi (knowledge, skill, dan attitude) Bhabinkamtibmas dalam pemolisian prediktif dalam mencegah pencurian dengan pemberatan pada kawasan Industri Polsek Bojonegara, ilangkah idan itindakan peningkatan kompetensi Bhabinkamtibmas melalui pemolisian prediktif dalam mencegah pencurian dengan pemberatan pada kawasan Industri Polsek Bojonegara, dan Faktor-faktor iapa isaja iyang iberpengaruh iterhadap peningkatan kompetensi Bhabinkamtibmas melalui pemolisian prediktif dalam mencegah pencurian dengan pemberatan pada kawasan Industri Polsek Bojonegara. Penelitian ini menggunakan konsep dan teori, yaitu Teori Kompetensi, Teori Dasar Intelijen, Teori Problem-Oriented Policing (POP), Teori Pencegahan Kejahatan, Konsep Pemolisian Prediktif, Konsep Perpolisian Masyarakat, dan Konsep Ilmu Kepolisian. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode ipenelitian lapangan (Field research). Narasumber dalam penelitian ini, yaitu Kapolsek Bojonegara, Kanit Binmas, Bhabinkamtibmas, Pihak perwakilan perusahaan, dan Masyarakat. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan telaah dokumen. Analisis data menggunakan interactive analysis models. Dalam penelitian ini ditemukan 1) Kompetensi Bhabinkamtibmas dalam pemolisian prediktif dalam mencegah pencurian dengan pemberatan pada Kawasan Industri Polsek Bojonegara masih terbatas; 2) Langkah idan Itindakan peningkatan kompetensi Bhabinkamtibmas melalui pemolisian prediktif dalam mencegah pencurian dengan pemberatan pada Kawasan Industri Polsek Bojonegara dilakukan dengan mengedepankan fungsi deteksi dini, analisa secara integratif kejahatan pencurian dengan pemberatan pada Kawasan Industri Polsek Bojonegara; 3) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi Bhabinkamtibmas melalui pemolisian prediktif dalam mencegah pencurian dengan pemberatan pada Kawasan Industri Polsek Bojonegara meliputi keterbatasan kualitas dan kuantitas Bhabinkamtibmas, ketiadaan anggaran khusus peningkatan kompetensi Bhabinkamtibmas, keterbatasan sarana dan prasarana, keterbatasan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, keterbatasan kuota dalam mengikuti pendidikan kejuruan (Dikjur) dari Polda dan ketiadaan kerjasama/MoU dengan lembaga pendidikan dan pelatihan di luar Polri; serta kurangnya kesadaran karyawan yang justru menjadi pelaku kejahatan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kompetensi Bhabinkamtibmas melalui pemolisian prediktif dalam mencegah pencurian dengan pemberatan pada kawasan industri Polsek Bojonegara masih perlu peningkatan. Oleh karena itu, disarankan kepada Kapolsek Bojonegara agar mengusulkan dan mengikutkan personel Bhabinkamtibmas Polsek Bojonegara untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) giat pemolisian prediktif.