Abstrak
Latar belakang penelitian ini diawali dari kegiatan Pendidikan Masyarakat tentang
lalu lintas yang dioptimalkan oleh Satlantas Polres Metro Depok dalam mengurangi
kecelakaan lalu lintas, sehingga penulis tertarik untuk mengetahui lebih mendalam
optimalisasi kegiatannya.
Penelitian menggunakan teori manajemen, teori komunikasi, teori analisis SWOT,
konsep Pendidikan Masyarakat tentang lalu lintas, pengertian kecelakaan lalu lintas dan
pengertian pandemi Covid-19.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, metode studi kasus, teknik Puldata
triangulasi data (wawancara dan pemeriksaan dokumen), dan teknik analisis data
dilakukan dengan cara mereduksi, sajian dan verfikasi data.
Hasil temuan penelitian ini diketahui bahwa: Pertama, kegiatan Pendidikan
Masyarakat tentang lalu lintas sebelum pandemi Covid-19 mayoritas sesuai konsep
Pendidikan Masyarakat tentang lalu lintas. Kedua, ditinjau dari teori manajemen ada
kekurangan perencanaan dan pengorganisasian serta pengawasan, sedangkan dilihat
dari teori komunikasi bahwa strategi komunikasi tidak diterapkan Unit Dikyasa dalam
kegiatan Dikmas Lantas. Ketiga, faktor-faktor yang mempengaruhi ditinjau teori analisis
SWOT, maka faktor yang menghambat Pendidikan Masyarakat tentang lalu lintas adalah
personel, anggaran, kesadaran masyarakat rendah, kurangnya koordinasi dalam
penelitian masalah lalu lintas, dan kebijakan pemerintah terkait pembelajaran daring.
Kesimpulan penelitian ini, yaitu: Pertama, kegiatan Pendidikan Masyarakat tentang
lalu lintas sebelum pandemi Covid-19 mayoritas sesuai Vademikum Polisi Lalu Lintas dan
kegiatan lebih banyak dibandingkan tahun 2020. Kedua, kegiatan Pendidikan Masyarakat
tentang lalu lintas di masa pandemi Covid-19 telah dioptimalkan meliputi target
pelaksanaan, sasaran, kegiatan, kerja sama, dan media. Namun, ada kelemahan pada
manajemennya, sehingga upaya optimalisasi kurang berhasil. Ketiga, faktor-faktor
mempengaruhi Pendidikan Masyarakat tentang lalu lintas dari internal (kelemahan)
meliputi kualitas dan kuantitas personel, dan anggaran. Kemudian faktor eksternal
(kendala) meliputi kesadaran masyarakat rendah mengikuti Pendidikan Masyarakat
tentang lalu lintas, kurangnya koordinasi dengan instansi lain, dan belum ada kebijakan
pemerintah terkait pembelajaran secara tatap muka di sekolah. Penulis memberikan
saran, yaitu: Pertama, Kanit Dikyasa menganalisa dan mengevaluasi kegiatan Pendidikan
Masyarakat tentang lalu lintas dan data kecelakaan lalu lintas. Kedua, Kanit Dikyasa
memanajemeni Pendidikan Masyarakat tentang lalu lintas sesuai Vademikum Polisi Lalu
Lintas dan menyeleksi personel. Kompetensi personel Unit Dikyasa ditingkatkan dengan
mengikutsertakan Pendidikan Kejuruan bidang lalu lintas. Ketiga, Kapolres Metro Depok
harus mutasi beberapa personel dari unit lain ke Unit Dikyasa dan mengadakan pelatihan
meningkatkan kompetensi komunikasi serta melibatkan personel yang bisa berkomunikasi
dengan baik. Satlantas mengajukan Usulan RAB dan Rencana Kebutuhan untuk tahun
depan. Perlu membuat spanduk dan kuis berhadiah untuk menarik minat masyarakat.
Kasat Lantas perlu meningkatkan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Depok.
Kegiatan Pendidikan Masyarakat tentang lalu lintas diusulkan ke pihak sekolah dilakukan
melalui zoom meeting.