Abstrak
Polres Mojokerto merupakan salah satu Polres yang berprestasi di
Jawa Timur. Polres Mojokerto memberikan pelayanan yang ramah dan
responsive kepada masyarakat menjadikan Polres Mojokerto meraih
penghargaan dari KemenPAN-RB dengan predikat Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBBM) pada tahun 2019. Namun, masih ditemukan
beberapa anggota melaksanakan praktik calo yang bekerjasama atau
memanfaatkan pedagang yang ada di Polres Mojokerto untuk menjalankan
aksinya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelayanan
publik Polri terhadap persepsi masyarakat pada masa pandemi covid-19 di
Polres Mojokerto.
Penelitian ini menggunakan teori kualitas pelayanan dengan lima
indikator yaitu bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati.
Selanjutnya yaitu teori persepsi masyarakat sebagaimana dijelaskan oleh
Zeithaml (2003) terdapat empat faktor yang mempengaruhi persepsi dan
ekspektasi pelanggan yaitu Word of mouth communication, Personnel
needs, Past experience dan External communication. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan uji R.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa hasil uji tabulasi silang variable
pelayanan dengan karakteristik responden didapatkan status perkawinan
yang hampir memiliki hubungan dengan pelayanan. Sedangkan pada
variable persepsi didapatkan karakteristik responden pelayanan. Dapat
diartikan bahwa baik atau buruk persepsi masyarakat merupakan dampak
dari pelayanan. Pada pengujian hipotesis, diketahui bahwa nilai signifikansi
yang diperoleh sebesar 0,000 < 0,05. Artinya variabel pelayanan publik
memiliki hubungan signifikan terhadap variabel persepsi masyarakat. Hal
ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang baik di Polres Mojokerto,
mampu membangun persepsi yang positif di masyarakat.