Abstrak
Penelitian secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan salah satu metode penyelidikan aksi-aksi tindak pidana khusus terorisme yang terjadi di Indonesia beberapa tahun belakangan ini dengan menggunakan atau mengedepankan "technology intelligence". Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen "technology intelligence" dengan variabel terkait kinerja Satgas Born Polri, sehingga menyebabkan dapat terungkapnya kasus-kasus teror born yang merupakan kejahatan berintensitas tinggi. Sampel yang dituju dalam penelitian ini adalah personel atau anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang tergabung dalam Satuan Tugas Born Polri, yang diidentifikasikan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Setelah dilakukan pengumpulan data dengan menyebar kuisioner kepada responden, data diolah dengan program statistik komputer yang popular bernama Statistical Package for Special Service (SPSS), selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas, analisa faktor, analisa korelasi dan metode regresi tinier sederhana. Dalam penelitian ini digunakan teori sebagai "pisacu analisis" yaitu teori yang diungkapkan oleh Raymond McLeod,Jr dan George Schell dalam sistem informasi manajemen yaitu sumber daya informasi yang terdiri hardware, software, spesialis informasi, database dan informasi serta intelijen kompetitif yang merupakan kepanjangan dart alat-alat yang digunakan dalam "technology intelligence" yang berfungsi untuk mengumpulkan data, menganalisa, mengevaluasi, menyimpan dan menyebarkan intelijen. Serta teori kinerja yang disampaikan oleh Surya Dharma, bahwa mengukur kinerja dart dua dimensi yaitu sasaran yang dicapai dan kompetensi dalam hal ini anggota Satgas born polri. Hasil dart penelitian ini, "technology intelligence" bereaksi positif atau siginifikan terhadap upaya-upaya Satgas Born Polri dalam mengungkap kasus tindak pidana khusus terorisme berupa aksi peledakan born. Studi ini menunjukan terdapat hubungan antara "technology intelligence" yang terdiri dart sumber daya informasi dan intelijen kompetitif terhadap kinerja Satgas Born. Polri dalam pengungkapan tindak pidana khusus terorisme. Hal ini erat kaitannya dengan digunakannya unsur-unsur komponen dalam sumber daya informasi maupun segala proses dalam intelijen kompetitif. Sehingga penggunaan "technology intelligence", merupakan cara yang efektif dalam mengungkap aksi teror born yang terjadi dan implikasinya agar penggunaan teknologi canggih tersebut dapat dilaksanakan merata pada setiap kesatuan Polri.