Abstrak
Tindak premanisme di Kota Medan dirasakan semakin rneresahkan dan mengganggu , ketertiban umum sehingga Poltabes Medan membentuk suatu Tim yang terdiri dari anggota Sa .apta Poltabes Medan dan anggota Sat Brirnobda Sumut yang dikenal dengan sebutan Tim Pemburu Preman atas kondisi inilah Penulis tertarik melakukan penulisan skripsi guna Mengetahui gambaran kondisi premanisme yang ada di kota Medan dan program yang dilaksanakan dalam penanggulangannya di kota Medan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya baik itu faktor internal ataupun faktor eksternal. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 Desember 2009 sampai dengan tanggal 3 januari 2009 di wilayah hukum Poltabes Medan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teori dan konsep yang digunakan sebagai pisau analisa yaitu : Teori peran dan teori Hirarki Kebutuhan serta menggunakan konsep Pencegahan Kejahatan dan Manajemen Operaisonal Polri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Tehnik pengumpulan data yang di gunakan adalah wawancara, observasi dan studi dokumen. Untuk lebih bisa mendeskripsikan perrnasalahan, penulis berusaha mencari data dan informasi yang relevan dari key informan serta dokumen dan somber data lainnya. Adapun lokasi penelitian adalah diwilayah Sumatra Utara tepatnya di kota Medan
Adapun basil penelithn ini, pertama menggambarkan bahwa Premanisme yang ada di kota Medan sudah merupakan bagian kejahatan yang terorganisir dengan berkedok kepada Organisasi kepeudaan. Sedangkan yang kedua dapat mengetahui Program yang dilakuk dari pihak Kepolisian ataupun instansi Pemerintah dalam penanggulangan Premanisme di kota Medan dan yang ketiga adalah menggambarkan faktor internal yang mempengaruhi, yaitu tentang kecepatan dan kedisiplin dari pada anggota Brimob dan faktor eksternalnya adalah kurangnya kesadaran hukum dari masyarakat untuk melapor apabila melihat kegiatan-kagiatan dari pada Premanisme.
Kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan program penanggulangan premanisme yang dilaksanakan di kota Medan yang telah berhasil menjaring ribuan Preman baik dari Prom= kelas bawah dan Preman kelas atas harus tetap dilaksaakan seeara kontinyu dan berkesinambungan. Serta anggota yang dilibatkan dalam tim pemburu Preman hams di berikan pelatihan tentang Premanisme dan dibuatkan suatu SOP dalam penanggulangan Premanisme sehingga tidak terjadi keraguan-keraguan anggota pada saat bertugas dilapangan.