Abstrak
Pemilu. Presiden yang dilaksanakan lima tahun sekali dalam rangka melaksanakan pasta dernokrasi seringkali terjadi kerawanan apabila tidak diantisipasi sejak dini, sedangkan konflik horizontal maupun vertikal pada scat Pemilu dapat terjadi balk diantara pendukung pare kontestan Pemilu 2009, maupun sebagai akibat yang ditimbuikan oleh perkembangan dinamika politik yang bersumber dari pole partai politik dalam mencapal kepentingannya. Dikaitkan dengan potensi kerawanan yang dapat terjadi, maka ancaman gangguan ketertiban yang mungkin terjadi demean adanya kampanye terbuka yang dilakukan. Penetitian ini dilaksanakan 9 sampai 23 Juni 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeteksi kerawanan yang timbul pada Pemilu Presiden 2009 dan mengetahui faktor yang mempengaruhi kegiatan deteksi intelijen pada Pemilu Presiden 2009. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana deteksi intelijen dilakukan dalam menghadapi kerawanan Pemilu Presiden 2009. Teori dan. konsep yang digunakan adalah intelijen, Deteksi dini (early detection), komunikasi, Teori Manajemen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus dan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan telaah dokumen . Dalam melakukan analisa data penulis menggunakan tahap reduksi data, sajian data dan tank kesimpulan. Temuan penelitian, -adanya isu unras yang menentang hasil perhitungan suara, adanya penyusup yang masuk ke dalam DPT, adanya surat suara yang digandakan dan adanya spanduk yang melanggar ketentuan sehingga dapat menimbulkan kerawanan. Maka dapat digambarkan bahwa potensi kerawanan terjadi pasta Pemilu antara lain ketidakpuasan simpatisan salah satu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. Dalam memperoleh informasi yang dapat mendeteksi adanya kerawanan, Sat Intelkam membentuk kung unit dan membentuk jaringan intelijen di setiap Parpol yang mendukung pasangan calon Presiden yang diharapkan dapat memperoleh informasi mengenai permasalahan-permasalahan di partai sehingga dapat mendeteksi setiap kerawanan yang akan timbul. Hal ini menurut penulis sudah cukup balk dengan adanya perwira penghubung di setiap parpol pendukung pasangan Capres dan wapres maka setidaknya Sat intelkam dapat memperoleh keterangan dan informasi yang dibutuhkan. faktor yang mempengaruhi adalah mentalitas dan kemampuan personal Sat Intelkam. Saran, dengan adanya keterbatasan kemampuan Sat Intelkam dalam melakukan deteksi intelijen maka diperlukannya pelatihan secara intensif , agar seyogyanya dapat mengoptimalkan kemampuan Sat Intelkam dan memberdayakan jaringan intelijen dalam melakukan deteksi intelijen supaya memperoleh hasil yang maksimal: