Abstrak
Latar belakang permasalahan penelitian ini mengenai kronologis terjadinya unjuk rasa yang menyebabkan meninggalnya Ketua DPRD Sumatera Utara dan sekaligus memberikan gambaran mengenai upaya penanganan yang dilakukan oleh Poltabes Medan dalam mengatasi unjuk rasa tanggal 3 Februari di kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara. Dari latar belakang diatas, maka diperoleh permasalahan yaitu: (1) Bagaimana gambaran umum terjadinya unjuk rasa tanggal 3 Februari 2009 di kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara, (2) Bagaimana penanganan unjuk rasa tanggal 3 Februari 2009 di kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara yang dilakukan oleh Poltabes Medan, (3) Apa faktorfaktor yang mempengaruhi daiam penanganan unjuk rasa di kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara.
Kepustakaan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dianggap mempunyai kesamaan topik dimaksudkan untuk memberikan masukan atau acuan arch penelitian bagi penulisan ini. Kepustakaan penelitian dalam penulisan adalah penulisan yang dilakukan pleb 2 (dua) mahasiswa yaitu mahasiswa Rudy Antariksawan (S2-KIK) dan mahasiswa Sutan Ginting ( PTIK) serta penelitian yang dilakukan Dish tim peneliti dari PPITK PTIK.
Pendekatan yang digunakan daiam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dengan maksud untuk memberikan gambaran khusus terhadap suatu kasus secara mendalarn. Penuiis meiakukan penelitian di Poitabes Medan daiam waktu kurang lebih 2 minggu yaitu pada tanggal 9-22 Juni 2009. Adapun pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi/pengamatan dan studi dokumen guna mendukung keakuratan data yang dikumpulkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang bagaimana penanganan unjuk rasa yang dilakukan ole Poltabes Medan pada tanggal 3 Februari 2009 yang berakibat pada rr eninggalnya Ketua DPRD provinsi Sumatera Utara.
®slam penelitian ini diterukan bahwa Penanganan unjuk rasa yang dilakukan oleh Poltabes Medan tidak maksimal dikarenakan adanya faktorfaktor penghambat antara fain lemahnya peran Intel daiam memprediksi keadaan yang akan terjadi, dan kurang responsifnya pimpinan Satuan wilayah dalam mengantisipasi keadaan yang terjadi akibat kurangnya komunikasi yang balk antara pimpinan dengan bawahannya (para kasat), sehingga informasi yang diterima pimpinan tidak maksimal/tidak utuh, sehingga hal ini berdampak daiam pengambilan keputusan yang sangat menentukan dalam keberhasilan pengamanan yang dilakukan oleh polisi.