Abstrak
Bencana alam yang Bering terjadi di Indonesia menyebabkan dampak yang serius bagian semua aspek dalam kehidupan bangsa dan negara ini. Poiri sebagai pengemban tugas melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakat serta memelihara kamtibmas merupakan ujung tombak pemerintah dalam menangani situasi darurat yang demikian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk kesiapan dan kemampuan, Iangkah Iangkah penanganan, dan faktor faktor yang ikut mempengaruhi jalannya penanganan keadaan darurat akibat bencana gempa dan tsunami Aceh tahun 2004 yang dilakukan pleb jajaran Mako Korps Brimob. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah pengamatan, wawancara dan pemeriksaan dokumen. Dengan teknik pengumpulan data tersebut penulis dapat menghimpun data dan fakta yang berkaitan dengan pokok pembahasan dalam penulisan ini. Penulis menggunakan kepustakaan konseptual dari teori manajemen, fixing broken windows, serta teori motivasi pengharapan. Temuan yang ada dilapangan adalah kesiapan dan kemampuan yang dimiliki oleb Mako Korps Brimob poiri tidak didukung adanya standar penanganan keadaan darurat yang baku, karena masih berpedoman pada Skep Kapolri no 73 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Search and rescue. Penulis menyimpulkan bahwa pada saat penanganan bencana tsunami Aceh tahun 2004 Mako Korps Brimob belum menggunakan standar sistem manajemen keadaan darurat yang baku sehingga penulis menyarankan agar Mako Korps Brimob menyiapkan standar baku dalam penangnan keadaan darurat.