Abstrak
Derasnya tuntutan terhadap perubahan dalam tata kehidupan berbangsa dan bemegara berimplikasi terhadap terjadinya Reformasi Polri. Reformasi Polri meliputi 3 (tiga) aspek yaitu aspek instrumental, struktural dan kultural. Aspek instrumental dan struktural sudah dilaksanakan dan dianggap berhasil namun demikian belum diikuti dengan perubahan kultur khususnya sikap dan perilaku anggota dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari. Demikian juga halnya dengan transformasi budaya di lingkungan Brimob. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam menghadapi tuntutan dan perubahan lingkungan. Brimob sebagai bagian internal dalam organisasi Polri memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menangani kejahatan kontijensi yang terjadi di wilayah Indonesia. Kepemimpinan di Brimob memiliki peran panting dalam rangka transformasi budaya Brimob Polri. Kepemimpinan transformasional memandang bahwa bawahan sebagai kekuatan yang harus dikembangkan ke arah yang lebih baik sesuai dengan perubahan lingkungan melalui cam memotivasi dan memberikan perhatian dengan kemampuan kepemimpinan yang dimiliki. Kepemimpinan transformasional meliputi 4 (empat) dimensi yaitu karisma, perhatian individu, inspirasional, dan stimulasi intelektual diharapkan mampu membawa perubahan dalam penangan kerusuhan massa dengan menghilangkan penggunaan kekerasan massa dan berpedoman terhadap pedoman pelaksanaan penanggulangan huru ham. Dalam penelitian ini digunakan metode kuantitatif dengan pendekatan yuridis dan manajerial serta menggunakan desain penelitian studi kasus. Adapun penelitian di dasarkan pada hipotesa tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan transformasional Danki Detasemen A Sat Brimob Polda Metro Jaya Terhadap Penanganan Kerusuhan Massa. Temuan penelitian menunjukan bahwa anggota Detasemen A berada pada usia produktif yaitu dibawah 30 tahun, dengan masa kerja relatif baru. Sedangkan kegiatan penanganan unjuk rasa dan kerusuhan massa dilaksanakan selam tahun 2008 dan 2009. Di jajaran Detasemen A Sat Brimob Polda Metro Jaya gaya kepemimpinan transformasional di terapkan. lni diketahui dad jawaban responden yang menjadi obyek penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya kepemimpinan transformasional diterapkan oleh Danki Brimob dan berpengaruh secara signifikan perubahan terhadap sikap dan perilaku anggota dalam penanganan kerusuhan massa di lapangan. Namun demikian dalam uji parsial diketahui bahwa dimensi karisma tidak berpengaruh signifikan terhadap penanganan kerusuhan massa. Sedangkan dimensi insipirasional memberikan kontribusi tinggi dalam penanganan kerusuhan massa. Dengan demikian gaya kepemimpinan transformasional secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap penanganan kerusuhan massa. Dan dalam rangka meningkatkan kualitas penanganan kerusuhan massa oleh Brimob, maka gaya kepemimpinan transformasional dapat diterapkan di lingkungan Brimob. Dam dalam rangka mempercepat transformasi budaya guna merubah sikap dan perilaku anggota Brimob khususnya dalam penanganan kerusuhan massa.