Abstrak
Polri sebagai aparatur negara penegak hukum yang diberikan tugas dan tanggung jawab untuk mengabdi kepada masyarakat sanggup berbenah diri untuk melakukan perubahan budaya. Satuan Gegana yang merupakan bagian fungsi integral dari Brimob Polri adalah implementasi dari tanggung jawab yang diberikan masyarakat untuk rnelaksanakan tugas pokoknya. Pokok permasalahan dalam penulisan ini adalah "Bagaimana kinerja Unit Jibom Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Jatim dalam menangani ancaman bom di wilayah Surabaya?", sedangkan fokus pembahasan dari skripsi ini adalah kinerja Unit Jibom Detasemen Gegana Satuan Brimobda Jatim dalam menangani ancaman bom di wilayah Surabaya. Kepustakaan konseptual menggunakan teori responsivitas "Agus Dwiyanto" teori Organisasi sistem terbuka, konsep kinerja "Russel". Pendekatan pada skripsi ini adalah kualitatif dan menggunakan metode field research. Sumber data dan infointasi adalah masyarakat korban ancaman born, serta pimpinan dan anggota Satbrimob Polda Jatim. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan perneriksaan dokumen. Unit Jibom berkerja dengan prosedur, cepat, tanggap, disiplin tinggi, cekatan dengan kemampuan dan keahliannya. Unit Jibom adalah satuan terkecil yang merniliki tugas pokok menangani kejahatan intensitas tinggi khususnya yang menggunakan bahan peledak atau born sesuai dengan Skep Ka Korps Brimob Polri No. Pol. : Skep/V11112007 tentang Budomlak Jibom. Terdapat ternuan bahwa peralatan yang dirniliki kurang rnemadai dan anggaran operasional yang kurang mernadai, hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja Unit Jibom kepada masyarakat. Hasil analisis ternuan bahwa prosedur kerja dalam menangani ancaman born sudah dilaksanakan sesuai dengan Budomlak Jibom Brimob Polri, namun hal itu kurang didukung dengan peralatan dan anggaran yang kurang memadai, untuk respon mendatangi TKP Unit Jibom sudah cukup bail( dengan memberikan kemampuan yang maksimal dalam menangani ancaman born, secara umum kinerja Unit Jibom cukup memuaskan masyarakat. Faktor yang mernpengaruhi adalah lingkungan internal yaitu anggaran, sarana prasarana, SDI, serta eksternal yaitu ekonomi, sosial, demografi dan geografi. Kinerja Unit Jibom secara umum sudah cukup balk. Faktor yang mempengaruhi adalah faktor sumber Jaya manusia, anggaran serta sarana dan prasarananya. Sebagai saran untuk kemajuan Unit Jibom agar : peningkatan peralatan jibom yang lebih modern; kepada personil jibom untuk kemampuan perlu ditingkatkan melalui pelatihan lanjutan, sehingga memiliki kualifikasi jibom; tunjangan yang sudah ada perlu di back up dengan asuransi jiwa.