Abstrak
Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum merupakan wujud demokrasi di Negara Indonesia seperti yang tercantum dalam UU No 9 tahun 1998 dan UUD 1945 pasal 28. Kebebasan menyampaikan pendapat biasanya dilakukan dengan kegiatan unjuk rasa, namun kebebasan itu telah di salah artikan oleh masyarakat secara luas sehingga unjuk rasa sering berjalan dengan anarkhis seperti yang terjadi di wilayah hukum Polwiltabes Surabaya, dimana massa pengunjuk rasa melakukan tindakan pengerusakan fasilitas umum, pembakaran, melempari petugas dengan batu. Melihat tindakan massa yang sudah anarkhis tersebut, maka Polda jatim menurunkan Satuan Brimobda untuk menanggulangi gangguan Kamtibmas berintensitas tinggi tersebut. Dimana masyarakat masih beranggapan bahwa anggota Brimob masih menggunakan kekerasan saat melakukan penanganan unjuk rasa. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti Kinerja Kompi 1 Detasemen A Satuan Brimobda Jawa Timur Dalam menangani unjuk rasa anarkhis di wilayah hukum Polwiltabes Surabaya. Dalarn mengukur kinerja ini penulis digunakan standar seperti yang tercantum dalam Buku Pedoman Penanggulangan Huru Hara Brimob Polri serta digunakan konsep kinerja, teori manajemen, teori motivasi dua faktor. Dalam penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dan metode Penelitian Field Research/penelitian lapangan. Sumber datalinformasi yang diarnbil terdiri data primer, yaitu Kapolwiltabes Surabaya, Kasat Brimob, Kaden, Danki, Ba Provost, anggota Kompi 1 Den A dan masyarakat sekitar Subaya dan Sidoarjo serta data sekunder berasal dari dokumen dan Budornlak PHH Brimob Polri. Teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara mendalam, observasi dan analisisltelaah dokumen. Serta teknik analisis data mengunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarkan kesimpulan. Dari basil temuan didapatkan bahwa unjuk rasa anarkhis yang terjadi di wilayah hukum Polwiltabes Surabaya, massa melakukan tindakan anarkhis seperti melakukan pengerusakan fasilitas umum, membakar, dan melempari batulbotol minuman ke aparat kepolisian. Massa melakukan tindakan anarkhis karena aspirasinya tidak didengar, akibat dari tindakan anarkhis berdampak pada terganggunya kearnanan dan ketertiban umum. Tindakan massa tersebut telah memancing emosi anggota Brimob Kompi 1 Detasemen A sehingga anggota melakukan pemukulan untuk membubarkan massa pengunjuk rasa. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kinerja. Kompi 1 Detsemen A Satuan Brimobda Jawa Timur ini dipengaruhi oleh beberapa sebablfaktor yang salah satunya adalah kurangnya pemaham anggota terhadap isi BUDOMLAR PHH Brimob Polri serta kurangnya pengawasan yang dilakukan pimpinan sehingga masih ada anggota yang melakukan pelanggaran. Bahwa Kinerja Kompi I Detasemen A Satuan Brimobda Jawa Timur masih kurang optimal. Perlunya pemahaman BTJDDMLAK PI-1H agar personel dapat bekerja dengan optimal dengan menjunjung tinggi HAM serta perlunya DANK memberikan reward dan punishment kepada anggota agar Iebih termotivasi dalam bertugas serta komandan setingkat Danru dan Danton ikut melakukan pengawasan pada anggota untuk mem.inimalisir pelanggaran yang dilakukan anggota Kompi 1 Detasemen A.