Abstrak
Premanisme merupakan salah satu bentuk ancaman dan gangguan yang terjadi di masyarakat. Di wiiayah Bogor sendiri, para preman seringkali berada di sejumlah tempat, seperti terminal, stasiun, pusat-pusat perbelanjaan, pasar-pasar tradisional, sepanjang perempatan jalan dan lampu merah, sekolah, tempat parkir, dan sejumlah tempat rawan Iainnya. Aksi mereka sangatlah meresahkan masyarakat, sehingga disini dibutuhkan kegiatan penanggulangan salah satunya melalui operasi penertiban oleh Satuan Samapta Polresta Bogor. Atas dasar inilah maka penulis ingin mengetahui gambaran umum terhadap aksi premanisme yang terjadi, kinerja Satuan Samapta Polresta Bogor dalam melakukan operasi penertiban preman, dan faktor yang mempengaruhinya balk secara internal maupun eksternal. Teori dan konsep yang digunakan untuk menganalisis pembahasan adalah Teori Peran, Teori Manajemen, Konsep Kinerja, Konsep Budaya Organisasi, Konsep Samapta dan Preman. Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara dan studi dokumen, yang nantinya dianalisis dengan sajian data. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa faktor yang mengakibatkan maraknya keberadaan preman di Kotamadya Bogor disebabkan oleh tingginya tingkat kemiskinan, karakteristik masyarakat yang multikultur, serta meningkatnya angka pengangguran akibat krisis ekonomi dan PHK secara besar-besaran. Dari faktor penyebab itulah, maka keberadaan preman dapat terlihat di sejumlah lokasi seperti Stasiun Kereta Api Bogor, Taman Topi, Pasar Anyar, dan Terminal Baranangsiang. Secara keseluruhan kinerja yang dilakukan Satuan Samapta Poiresta Bogor dalam melakukan operasi penertiban preman sudah berjalan dengan balk dan maksimal. Petugas mampu menertibkan sejumlah orang yang dicurigai sebagai preman, sehingga tercipta keamanan dan ketertiban bagi masyarakat. Kinerja yang dilakukan telah sesuai prosedur, mencakup tahap persiapan (dengan melakukan perencanaan untuk mempersiapkan personil maupun peralatan), serta tahap pelaksanaan (melaksanakan sweeping, pemeriksaan terhadap orang yang dicurigai sebagai preman, dan pengaturan). Secara internal kinerja Satuan Samapta Poiresta Bogor dalam melakukan operasi penertiban preman dipengaruhi oleh faktor perencanaan, kekuatan personil yang ditinjau dari kuantitas yang mencukupi, dan berkualitasnya kemampuan anggota untuk melaksanakan penertiban preman sesuai prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku, serta sarana dan prasarana yang jumlahnya sangat mencukupi dan dalam kondisi slap pakai. Sedangkan faktor eksternal yang menghambat kinerja Satuan Samapta Polresta Bogor adalah, kondisi sosial masyarakat (tingginya tingkat kemiskinan, pengangguran, serta karakteristik multikultur pada tatanan masyarakatnya).