Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap implernentasi dari Program Quick Respon oleh Pokes Kota Bandung Tengah dalam menanggulangi tindakan anarkis geng motor, dan untuk menjawab tujuan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dan metode penelitian studi kasus, Sumher data/ informasi yang diambil dalarn penelitian ini terdiri dari aparat Pokes Kota Bandung Tengah yaitii Kapolres beserta jaiarannya dan anggota geng motor. Penelitian ini meoggunakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan/ obsernasi,wawancara clan studi dokumcn: Dari basil penelitian, diketahui bahwa bergabungnya Para remaja Kota Bandung dal= keariggntaan geng -motor disebabkan pemahaman yang menyimpang terhadap upaya nienonjolkan :0E) diri mereka tanpa merriperhatikan keberadaan orang lain. Hal tersebut sesuai dengan teori lima tekhnik yang menjelaskan bahwa anggota geng motor meiasionalisasi semaia greilg motor la-wan yang bersaiah karena inenyakiti ternantlya. situasi seperti iniiah diperiukan sosok yang dapat rnemberi ketauiadanan, bisa memberikan perbedaan nilai perilaku pelanggaran dengan nilai perilaku bukan pelanggaran. {Condemnation of the Condemners). Upaya yang dilakukan Pokes Kota Bandung Tengah khususnya dalam pelaksanaan Program Quick Respon dalam menanggulangi tindakan anarkis yang dilakukan. oleh geng motor cukup efektit: Hal ini terjadi karena Pola dari Program Quick Respon menekankan akan keberadaan petugas Polri di lapangan bertentangan dengan teori Routine Activities ( The Absence of Capable Guardian) yang menimbulkan kesan keberadaan Pohl yang dapat mencegah terjadinya tindakan anarkis geng motor. Pembahasan hasil penelitian, difokuskan pada pelaksanaan Program Quick Respon oleh Pokes Kota Bandung Tengah sebagai upaya pencegahan terhadap tindakan kriminal geng motor seperti melaksanakan patroii pada lokasi berkumpulnya geng motor, daerah rawan terjadinya pencurian dengan kekerasan yang pada umumnya dilakukan oleh geng motor. Dampak yang di rasakan oleh geng motor dari pelaksanan Program tersebut juga menjadi pembahasan dimana secara tidak 1angsung Program tersebut menyebabkan penilaian masyarakat akan keberadaan petugas Polri di jalanan mencegah terjadinya tindakan kriminal, namun dalam hal ini masyarakat khususnya aiiggnila gang motor itu sendini pada dasamya tidak memahami Progaam Qn,ick Res-pi9ai tersebut, masyarakat tnenilai keberadaan petugas Pnlri dilapangan sebagai kaftan dari pelaksanaan pemgamanan Poiri terhadap kegiatan Pemilu. Kesimpulan, balma pelaksanaan Program Quick Respon yang dimaksudkan sebagai upaya preventif dalam hal menjaga keamanan data ketertiban masyarakat khususnya aksi anarkis geng motor dinilai perlu peran aktif dari aparatur dan pemenintah daerah dan lembaga pendidikan dalam mendidik remaja kola Bandung.