Abstrak
Dalam era reformasi, masyarakat menuntut pemerintahan yang demokratis. Sebagai Polri yang mandiri, maka tugas kepolisian dilaksanakan sesuai dengan keinginan masyarakat yang diarahkan pada pelayanan kepolisian terhadap masyarakat. Korpbrimob Polri sesuai dengan Skep172CIX/2002 tanggal 20 september 2002 tentang reformasi Brimob Polri, melaksanakan pelayanan kepolisian melalui Unit SAR Delta Satuan II Pelopor dalam menangani korban bencana seperti yang tercantum dalam Surat Keputusan Kapolri No. Pol.: Skep/1320/V11111998 tanggal 31 Agustus 1998 tentang peningkatan pelayanan Polri. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman Unit SAR Delta Satuan II Pelopor terhadap pelaksanaan tugas Unit SAR dalam menangani korban bencana dan bagaimana kegiatan penanganan korban kecelakaan pesawat Cassa 212 - 200 di Gunung Salak Bogorh Unit SAR Delta Satuan II Pelopor serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaannya. Metodologi yang dilakukan oleh peneliti adalah pendekatan kualitalif dengan metode penelitian studi kasus, sedangkan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara yang mendalam tehadap sumber data primer, telaah dokumen dan observasi. Penelitian dilaksanakan di Mako Satuan II Pelopor Brimob, serta di wilayah hukum Polres Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota Unit SAR Delta Satuan II Pelopor sudah memahami pelaksanaan tugas SAR dalam menangani korban bencana, sedangkan penanganan korban kecelakaan pesawat Cassa 212 - 200 di Gunung Salak Bogor dengan cara melakukan evakuasi korban kecelakaan yang dalam pelaksanaannya terdapat hambatan seperti sarana dan prasarana yang tidak memadai, keadaan medan dan cuaca serta kurangnya koordinasi antar Unit SAR dilapangan. Pemahaman SAR oleh Unit SAR Delta melalui pelatihan oleh Basarnas serta pelatihan SAR secara rutin. Dalam pelaksanaan evakuasi korban kecelakaan pesawat Cassa 212 - 200 di Gunung Salak Bogor, atas Informasi dari Basarnas tentang adanya kecelakaan pesawat, dan ditindak lanjuti oleh Unit SAR Delta dengan melakukan evakuasi terhadap korban kecelakaan pesawat tersebut. Terdapat beberapa hambatan, yaitu: peralatan seperti tali kern mental yang tidak layak pakai, medan yang terjal dan cuaca berkabut serta kurangnya kordinasi antar Unit SAR. Pelaksanaan Tugas SAR tersebut sesuai dengan Konsep Pelayanan, Konsep Pelayanan Publik, Konsep Pelayanan Kepolisian, konsep Search And Rescue, konsep Faktor faktor yang mempengaruhi pelayanan yang baik, serta PP No. 36 tahun 2006 tentang penearian dan pertolongan dan Skep Kakorbrimob No. Pol.:Skep/05/I/2008 tentang Budomlak SAR Brimob Polri yang digunakan sebagai pisau analisis dalam mengupas permasaIahan tersebut Dalam tulisan ini juga penulis memberikan saran sesuai dengan temuan di lapangan yang dibahas dengan menggunakan konsep yang relevan sebagai pisau analisis. Saran-saran tersebut antara lain adalah supaya diadakan pelatihan SAR terhadap anggota Unit SAR, serta memberi dukungan sarana dan prasarana SAR untuk mendukung pelaksanaan tugas dilapangan.