Abstrak
Jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayah hukum Poltabes Pontianak setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya kecelakaan lalu lintas adalah faktor manusia atau pengemudi sendiri. Hal ini dapat dikarenakan proses pengurusan SIM yang tidak sesuai dengan prosedur semestinya. Oleh karena itu, sebagai bentuk kepedulian dalam menekan jumlah kecelakaan lalu lintas, Satuan Lalu Lintas Poltabes Pontianak telah berusaha meningkatkan bentuk pelayanan penerbitan SIM bagi pemohon SIM. Permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah (1) Bagaimana pelaksanaan pelayanan SIM oleh Satuan Lalu Lintas Poltabes Pontianak?; (2) Apakah pelayanan SIM yang diterapkan oleh Satuan Lalu Lintas Poltabes Pontianak mampu menekan jumlah kecelakaan lalu lintas?; (3) Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pelayanan SIM oleh Satuan Lalu Lintas Poltabes Pontianak? Tujuan penelitian adalah untuk inengetahui pelaksanaan pelayanan SIM yang dilaksanakan oleh Satuan Lalu Lintas Poltabes Pontianak sehingga mampu menekan jumlah kecelakaan lalu lintas. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatiĀ£ Metode penelitiannya adalah field research non parsitipatil; dengan teknik pengumpulan data berupa observasi; wawancara; dan studi dokumen. Sedangkan teknik analisis data yaitu dengan mengorganisir data, mengembangkan kategori dalam proses reduksi data, sajian data (data display) dan penarikan kesimpulan. Dui hasil temuan penelitian di lapangan, pelaksanaan pelayanan penerbitan SIM oleh Satuan Lalu Lintas Poltabes Pontianak sudah dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku bahkan sekarang telah menggunakan sistem komputerisasi. Selanjutnya upaya yang dilakukan dalam rangka menekan jumlah laka lantas yang terjadi adalah dengan mewajibkan seluruh pemohon untuk mengikuti ujian teori dan praktek. Temuan berikutnya adalah terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan SIM. Untuk mernbahas temuan penelitian, penulis menggunakan konsep pelayanan prima, kualitas pelayanan, teori motivasi, serta segala peraturan yang terkait dengan pelaksanaan SIM. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pelayanan SIM di Poltabes Pontianak belum dapat dikatakan sebagai pelayanan prima dikarenakan masih adanya keluhan dari masyarakat terkait dengan pelayanan yang telah diberikan. Selain itu dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pelayanan penerbitan SIM di Poltabes Pontianak telah dapat menekan jumlah laka lantas. Hal ini terlihat dari data laka lantas yang menurun pada tahun 2008 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang seiring dengan pelaksanaan ujian teori dan praktek. Sedangkan faktor yang mempengaruhi dapat berasal dari internal dan eksternal organisasi. Saran dari penulis adalah agar prosedur pelaksanaan pelayanan SIM pada Sat Lantas Poltabes Pontianak lebih dipertegas lagi, sehingga nantinya pemegang SIM memang benar-benar mempunyai kecakapan dan ketrampilan dalam mengemudi. Pada akhirnya hal ini diharapakan akan dapat lebih menekan jumlah laka lantas yang terjadi.