Abstrak
Keberadaan kepolisian yang berseragam harus benar-benar muncul kehadirannya di tengah-tengah masyarakat dan keberadaanya di lapangan tidak dapat di gantikan dengan teknologi apapun jugs seperti pemah di lakukan dengan dibuatnya patung polisi yang di tempatkan di jalan-jalan umum tapi kenyataanya masyarakat menginginkan dan mendambakan adanya sosok kepolisian berseragam yang sebenarbenarnya dan bukan hanya sekedar sebuah sosok patung polisi, salah satunya adalah fungsi Samapta yang dititik beratkan pada tugas patroli kendaraan roda empat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola patroli oleh unit patroli kesatuan Samapta Polresta Bogor saat ini, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pola patroli oleh unit patroli satuan Samapta Polresta Bogor dan untuk mengetahui yang menjadi harapan masyarakat terhadap pelaksanaan pola patroli oleb unit patroli satuan, Samapta Polresta Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode field research (studi lapangan). Sumber informasi dari penelitian ini antara lain dari Kapolresta Bogor, termasuk Kasat Samapta dan anggotanya, dan masyarakat di wilayah kota Bogor.Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi dan studi dokumen. Teknik analisa data yang digunakan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Sedangkan pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan Desember 2008. Berdasarkan penelitian penulis diperoleh hasil bahwa pola patroli oleh unit patroli kesatuan Samapta Polresta Bogor saat ini salah satunya adalah patroli dengan menggunakan kendaraan roda empat berjalan sesuai dengan unsur-unsur manajemen balk perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap jalannya tugas patroli roda empat di Polresta Bogor. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pola patroli oleh unit patroli satuan Samapta Polresta Bogor dalam hat ini kegiatan patroli dengan menggunakan kendaraan roda empat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor intern dan ekstem. Faktor intern terdiri dari :faktor hukum atau peraturan itu sendiri, faktor penegak hukum yaitu petugas yang menjalankan aturan dalam hal ini Sat Samapta Polresta Bogor, faktor sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan operasional patroli tersebut dalam hal roda-4 dirasakan masih kurang rriemadai. Sementara faktor ekstem terdiri dad faktor masyarakat dan kebudayaan, di mana kota Bogor merupakan penyanggah dan berdekatan dengan Ibukota yang sedikit banyak pola dan gaya hidup jugs mempengaruhi masyarakat di wilayah Kota Bogor khususnya berkaitan dengan rasa ego dan mementingkan diri sendiri, sehingga masyarakat di wilayah kota Bogor jugs kurang berpartisipasi dalam hal memberikan informasi kepada petugas Satuan Samapta khususnya dalam hal gangguan kamtibmas. Harapan masyarakat terhadap pelaksanaan pola patroli oleh unit patroli satuan Samapta Polresta Bogor dikaitkan dengan lima dimensi kualitas pelayanan yang diungkapkan Parasuraman yaitu keandalan (realibility), daya tanggaplkesigapan (responsiveness), keyakinan (condivence), empaty (emphaty) dan bukti nyata/berwujud. Di mana dari kelima dimensi kualitas pelayanan sudah diterapkan oleh Sat Samapta Polresta Bogor, namun masih mengarah pada taraf kinerja=harapan yaitu layanan dianggap wajar-wajar saja atau biasa. Berdasarkan pembahasan tersebut penulis memberikan beberapa rekomendasi atau saran yaitu Perlunya pimpinan-pimpinan di fungsi Samapta untuk mengetahui dan menjalankan job description masing-masing, mengikutsertakan anggota Sat Samapta yang belum mengikuti Dikjur, penambahan sarana dan prasarana khususnya kendaraan roda 4 dan upaya pelibatan masyarakat dalam kegiatan patroli yang dilakukan Sat Samapta Polresta Bogor.