Abstrak
Kampung Melayu merupakan salah satu wilayah rawan banjir di DKI Jakarta. Padatnya pemukiman rumah yang dibangun disepanjang Sungai Ciliwung, dan pengerukan di sekitar bantaran kali juga mengakibatkan Sungai Ciliwung menyempit sehingga airnya meluap ke pemukiman warga. Kondisi ini dapat mengakibatkan warga menjadi korban, seperti hanyut, tenggelam atau terjebak di dalam rumahnya yang kebanjiran. Atas dasar tersebut, maka dibutuhkan kegiatan pelayanan SAR yang dilakukan Detasemen D Satuan II Pelopor Unit Delta dalam melakukan evakuasi terhadap korban banjir. Disini penulis melakukan penelitian di Kampung Melayu, dari tanggal 20 Oktober 2008 sampai dengan 16 November 2208. Permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah pelayanan SAR uantuk melakukan evakuasi korban banjir, koordinasi yang dilakukan dengan instansi terkait serta sebagai faktor yang mempengaruhinya. Selain itu disini penulis menggunakan Teori Peran, Teori Manajemen, Teori Koordinasi, Konsep Pelayanan Kepada Masyarakat, Konsep Brimob Polri dan Konsep SAR. Sedangkan pendekatan penelitian yang dilpilih adalah secara kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan mealaui wawancara, pengamatan dan studi dokumen, yang akan dianalisis secara reduksi data, sajian data dan pemeriksaan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa kegiatan pelayanan SAR yang dilakukan personil Detasemen D Satuan II Pelopor Brimob Unit Delta dalam mengevakuasi korban banjir di Kampung Melayu, sudah berjalan maksimal dan sesuai dengan harapan dan kepuasan masyarakat. Adapun kegiatan pelayanan yang dilakukan adalah memdirikan posko di lokasi banjir, memberikan sosialisasi dan penyuluhan penggunaan sarana SAR kepada masyarakat, serta mencari dan menolong korban banjir. Koordinasi yang dilakukan bersama instansi terkait (seperti Polres Metro Jakarta Timur, Polsek Jatinegara, Basarnas, Kelurahan, Kecamatan, RT, dan RW) dan masyarakat di lokasi banjir selama ini sudah berjalan dua arah, sehingga mengakibatkan pelaksanaan tugas evakuasi yang dilakukan berjalan maksimal, sehingga memberikan kepuasan bagi masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Polri. Faktorinternal yang menjadi pendukung adalah kemampuan yang berkualitas dari petugas dan adanya kegiatan pelatihan dalam meningkatkan kemampuan petugas.Faktor penghambat secara internalnya adalah keterbatasan sarana yang digunakan petugas. Sedang faktor eksternal yang menjadi pendukung adalah koordinasi dua arah dengan pihak terkait. Namun faktor yang menghambatnya adalah kondisi geografis Kampung Melayu yang luas dan rawan banjir, serta sikap masyarakat yang tidak mau dievakuasi, namun memilih bertahan walaupun airsudah meremdam rumahnya. Saran yang diberikan adalah agar pimpinan menambah jumlah peralatan dan perlengkapan yang selama ini dibutuhkan oleh personil, menambah jumlah personil, serta secara rutin melakukan koordinasi dengan sejumlah tokoh masyarakat setempat, dalam memberikan kegiatan penyuluhan agar warga tidak memilih bertahan di rumah namun memiliki kesadaran untuk mengungsi ke tempat yang aman saat terjadinya banjir di lingkungannya.