Abstrak

Penelitian yang dilakukan di wilayah hukum Polres Sidoarjo bertujuan untuk mengetahui bagaimana informan digunakan oleh petugas untuk mencari dan mengumpulkan informasi mengenai pelaku dan barang bukti kasus pencurian dengan kekerasan. Untuk itu penulis mengambil penelitian mengenai informan khususnya infonnan dari mantan pelaku untuk mengungkap kasus pencurian dengan kekerasan. Penelitian dilakukan di wilayah hukum Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur pada tanggal 12 Mei sampai dengan tanggal 5 Juni 2008.Penelitian yang dilakukan di Polres Sidoarjo menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu untuk menggambarkan peranan informan dalam mencari informasi mengenai pelaku dan barang bukti.

Pada penelitian ditemukan bahwa dalam kasus tindak pidana terutama kasus pencurian dengan kekerasan dibutuhkan peran dari informan. Untuk mendapatkan informasi yang akurat, informan dibutuhkan untuk mendapatkan informasi yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh petugas. Menggambarkan proses perekrutan informan yang di lakukan oleh unit idik I (satu)satuan reserse kriminal Polres Sidoarjo dan kendala-kendala yang di hadapi dalam perekrutan dan penggunaan informan.

Pembahasan di mulai dari gambaran umum Kabupaten Sidoarjo, karakteristik wilayah, gambaran umum tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang terjadi dan upaya yang dilakukan oleh unit Satuan Reserse Kriminal Polres Sidoarjo dengan menggunakan upaya kring serse dan penggal jalan. Karena dirasa kurang dalam upaya pengungkapan, maka dilakukan upaya perekrutan terhadap informan untuk mencari informasi yang akurat. Penulis juga menggambarkan bagaimana kendala-kendala yang di hadapi oleh petugas di dalam perekrutan informan serta upaya informan dalam melakukan penyusupan kedalam jaringan kejahatan.

Penulis menyarankan agar perekrutan terhadap informan terus dilakukan. karena informan. di butuhkan dalain mencari informasi yang berkaitan dengan tindak pidana terutama kasus pencurian dengan kekerasan. Untuk mendapatkan informasi yang akurat, petugas dapat menggunakan kreasi dan inovatifnya untuk melakukan kerjasama dengan informan.Perlu adanya perhatian terhadap biaya, waktu dan perhatian pimpinan terhadap upaya mengoptimalkan peran informan untuk mendapatkan informasi yang akurat. Perhatian pimpinan terhadap keberhasilan dalam pengungkapan kasus pencurian dengan kekerasan dapat berupa reward misalnya penghargaan terhadap petugas dan insentif kepada informan dilapangan. Segala kegiatan petugas dalam mencari informasi mengalami keterbatan yaitu petugas tidak dapat memasuki jaringan pelaku, sehingga peranan informan menjadi vital terhadap upaya petugas dalam mengungkap kasus pencurian dengan kekerasan.