Abstrak

Profesionalisme personil Polri untuk scat ini menjadi hal yang sangat diutamakan, dengan bergulirnya reformasi dimana terciptanya profesionalisme personil ini menjadi salah satu tujuannya. Tindakan Kepolisian dalam proses penanganan suatu perkara pidana, dimana seorang penyidik atau penyidik pembantu memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi terhadap terjadinya praperadilan dan pelanggran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) yang ditujukan kepada instansi Polri umumnya. Kemudian penulis membandingkan apakah proses ini terkait dengan pelaksanaan dari kinerja satuan reskrim itu sendiri.

Penulis mengambil daerah penelitian di polres Kebumen, khususnya pada satuan Reskrim. Populasi yang dijadikan responden merupakan personil dari satuan Reskrim Polres Kebumen yang berjumlah 49 orang penyidik Pembantu, teknik pengumpulan data melalui metode kuisioner dengan pendekatan kuantitatif yang kemudian hash data tersebut dihitung dengan menggunakan tekhnik statistik yakni dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) version 10. Hasil penelitian dideskrisikan melalui tabel-tabel distribusi dimana variabel bebasnya yaitu profesionalisme upaya paksa oleh penyidik pembantu, dan variabel terikatnya yaitu kinerja satuan Reskrim Polres Kebumen. Sehingga dihasilkan persamaan regresi linier y =16,245 + 0,445 x, dan dihasilkan t hitung = 5,068 dan nilai t tabel (a = 0,05 12 , df = n-k-1 ) = 2,021.

Dari pembahasan dan analisa dapat disimpulkan, bahwa terdapat pengaruh dari profesionalisme pelaksanaan upaya paksa terhadap kinerja satuan Reskrim Polres Kebumen. Besarnya pengaruh tersebut mencapai 35,3 %.