Abstrak

Polmas merupakan kebijakan yang dilakukan Polri dalam mendorong terciptanya suatu kemitraan baru dengan masyarakat. Adapun faktor utama bagi keberhasilan strategi Polmas adalah hubungan yang erat dan sating menguntungkan antara polisi dengan masyarakat. Atas dasar inilah maka dengan adanya program kemitraan ini, maka terjalin hubungan yang harmonis antara Polri dengan masyarakat, dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban dari terjadinya tindak kejahatan, dimana. salah satunya adalah aksi anarkis yang dilakukan oleh geng motor.

Penelitian ini bersifat kuantitatif dan bertujuan untuk mengetahui hubungan strategi Polmas terhadap upaya pencegahan aksi anarkis geng motor, yang terjadi di wilayah hukum Polsekta Sumur Bandung. Konsep yang digunakan adalah Polmas dan pencegahan kejahatan. Variabel babas yang diteliti mencakup kemitraan dengan masyarakat, pemecahan masalah dan perubahan dalam manajemen organisasi. Sedangkan variabel terikat yang diteliti terdiri dari pencegahan yang dilakukan terhadap aksi anarkis geng motor ini (melalui Polmas). Adapun untuk mendapatkan data, maka dilakukan penyebaran kuesioner terhadap 84 responden dengan teknik penarikan secara purposive sampling. Atas data yang berhasil dikumpulkan oleh penulis, maka akan dianalisis dengan menggunakan korelasional Product Moment Pearson.

Dari penelitian ini maka dapat diberikan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan yang kuat antara strategi Polmas yang dilakukan oleh Polsekta Sumur Bandung terhadap upaya pencegahan aksi anarkis geng motor (berdasarkan analisis Korelasi Product Moment Pearson). Signifikansi ini dapat dilihat dari perolehan skor taraf hubungan yang kuat (0.671) antara kedua variabel penelitian di atas. Nilai skor ini mengandung pengertian bahwa strategi Polmas yang selama ini dilakukan oleh Polsekta Sumur Bandung (melalui komponen kemitraan masyarakat, pemecahan masalah, dan perubahan manajemen organisasi), telah memberikan pengaruh yang kuat untuk melakukan pencegahan terhadap aksi anarkis yang dilakukan oleh geng motor, di lingkungannya.

Jika dikaitkan dengan konsep 3 (tiga) komponen Polmas, maka pertama kemitraan masyarakat yang dilaksanakan oleh Polsekta Sumur Bandung dapat terlihat pada kegiatan yang dilakukan dalam menjalin kemitraan bersama masyarakat, memahami kebutuhan rasa aman dari masyarakat, menyesuaikan did terhadap lingkungannya, menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat, dan melakukan komunikasi untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan Polmas.

Saran yang diberikan dalam penulisan skripsi ini adalah hendaknya Polsekta Sumur Bandung terus mempertahankan kegiatan Polmas yang selama ini dilakukan dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban bagi masyarakat, khususnya dari ancaman dan gangguan aksi anarkis para geng motor, serta memberdayakan anggota geng motor ke arah tindakan yang bersifat positif, seperti pertandingan olahraga, musik, karang taruna, dan lain sebagainya.