Abstrak

Peran lembaga sosial kemasyarakatan secara tidak langsung dalam upayanya menciptakan keamanan dan ketertiban di dalam masyarakat banyak memberikan masukan, sumbangan pemikiran dan solusi terhadap berbagai macam permasalahan kepada Pofri karena secara tidak fangsung lembaga sosiaf kemasyarakatan memiliki struktur yang kuat di dalam masyarakat, serta di dukung dengan besarnya jumlah kefembagaan tersebut yang berkembang seiring dengan pertumbuhan masyarakat. Dafam penelitian ini yang menjadi pokok permasalahan adalah pemberdayaan lembaga sosial kemasyarakatan di wilayah Kepolisian Sektor Terbanggi Besar Lampung Tengah.

Dalam penulisan skripsi ini penufis menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kuafitatif dimulai dengan adanya suatu masalah yang biasanya spesifik dan diteilti secara khusus sebagai suatu kasus yang akan diangkat di permukaan tanpa adanya maksud untuk generalisasi. Dalam menggumpulkan data penulis menggunakan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan dokumen, dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian ini adalah potensi pemberdayaan lembaga sosial yang dapat diberdayakan untuk mendukung pelaksanaan polmas di Kecamatan Terbanggi Besar adalah potensi yang bersumber dari keamanan dan ketertiban masyarakat, potensi sosiaf ekonomi dan sosial budaya. Potensi kamtibmas dapat mendukung tujuan Polmas meningkatkan kamtibmas melalui pemberdayaan masyarakat. Petugas Polmas Polsek Terbanggi Besar seharusnya berfungsi sebagai agen pemberdayaan potensi lembaga sosial, akan tetapi pada kenyataannya, petugas Polmas Polsek Terbanggi Besar masih kurang aktif dalam menjalankan tugasnya sehingga dapat dikatakan masih pasif dan tidak dapat berperan secara maksimal. Faktor yang mempengaruhi pemberdayaan lembaga sosial masyarakat dalam upaya mendukung pelaksanaan Polmas di Kecamatan Terbanggi Besar adalah kurangnya pengetahuan dan kemampuan petugas tentang konsep Polmas sehingga terjadi kesalahan persepsi masyarakat yang berdampak pada kurangnya minat masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegaitan Polmas. Selain itu, kemampuan petugas Polmas untuk melakukan komunikasi dan negosiasi dengan organisasi-organisasi sosial juga rendah. Petugas polmas juga kurang peka terhadap keberadaan organisasi-organisasi sosial yang ada dalam masyarakat karena orientasi petugas Polmas hanya pada pemberdayaan masyarakat melalui FKPM, tidak pada organisasi sosial yang ada dalam masyarakat.