Abstrak

Skripsi dengan pokok permasalahan Bagaimana proses penangkapan teroris Jamaah Islamiah oleh Satgas bom dan Densus 88 Anti Teror ini terdiri dari 169 (seratus lima puluh sembilan) halaman yang terbagi menjadi 6 (enam) bab.

Peristiwa penangkapan Dr. Azhari di Jl. Flamboyan Batu Malang, kelompok Noordin M Top di Wonosobo dan Abu Dujana di Kemranjen Banyumas oleh jajaran Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan keberhasilan Polri dalam mengungkap kasus terorisme di Indonesia. Di tengah semangat untuk mengungkap terorisme di Indonesia muncul berbagai komentar, baik pro maupun kontra yang mengatakan tindakan kepolisian dalam proses penangkapan dinilai improsedural dan abuse of power. Berangkat dari pemikiran di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan karakteristik dan jejak aksi terorisme Jamaah Islamiah di Indonesia, langkah-langkah penangkapan teroris oleh Satgas bom Polri dan Detasemen Khusus 88 AT, serta faktor-Faktor yang mempengaruhi proses penangkapan.

Penelitian menggunakan metode studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan di Iingkungan Bareskrim Polri. Pengumpulan data dilakukan di Densus 88 AT dan Sat I Gegana korps Brimob Polri. Mengingat personel Satgas bom sedang melaksanakan tugas penyelidikan dan berpindah-pindah tempat mengikuti buruan teroris maka dalam pengumpulan data primer dengan metode wawancara kepada anggota Satgas bom, penulis laksanakan dengan cara menggunakan email atau telepon. Pengumpulan data juga dilakukan disekitar tempat kejadian penangkapan khususnya di Villa Flamboyan Batu Malang, Desa Binangun Wonosobo dan Desa Kebarongan Banyumas. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan dimulai sejak penelitian pendahuluan pada bulan Agustus 2007.

Dalam tulisan ini digunakan beberapa teori manajemen dan pengambilan keputusan untuk menganalisis langkah-langkah penangkapan teroris oleh Satgas bom Polri dan Densus 88 Anti Teror.

Temuan penelitian tentang pembatasan informasi untuk menjaga kerahasiaan menyebabkan persiapan peralatan CRT tidak sesuai kebutuhan tugas dan minimnya data awal untuk penangkapan. Rekomendasi untuk atasi kendala tersebut dengan membentuk tim pendahulu guna memperlancar tugas CRT. Dari pembahasan terhadap hasil temuan maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan proses penangkapan oleh Satgas bom dan Densus 88 AT yaitu pertama kepemimpinan yang dilaksanakan di dalam Satgas bom, kemampuan personel didukung dengan ketersediaan peralatan secara optimal, pelatihan berkualitas dan sesuai dengan rencana.