Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan pendidikan dan motivasi kerja terhadap kinerja penyidik Sat Reskrim Polresta Bandung Barat Penelitian ini mempunyai tiga variabel utama. Variabel babas yaitu pendidikan dan motivasi kerja dan variabel terikat yaitu kinerja penyidik sat Reskrim Polresta Bandung Barat. Pelaksanaan penelitian tanggal 27 September sampai dengan 29 Oktober 2007 di wilayah hukum Polresta Bandung Barat. Populasi yang menjadi sampel penelitian yaitu sebanyak 50 orang. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei sensus. Teknik analisa dalam penelitian ini dengan menggunakan regresi linear berganda. Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kuantitatif deskriptif dan eksplanatif dengan metode survey menggunakan angket/kuesioner.

Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap seluruh instrumen pertanyaan kepada responden. Instrumen dinyatakan terdapat 5 (lima) item questioners yang tidak valid, karena nilai r hitung dari butir tersebut lebih kecil daripada r table (n = 50) = 0,279 yang kemudian item tersebut dihapus. Dan yang lain dinyatakan valid karena nilai perhitungan bulir instrumen diatas nilai minimun pada faktor analisis. Selanjutnya, uji reliabilitas menyatakan bahwa r alpha > r label, dengan demikian instrumen dinyatakan reliabel. Pengolahan dan perhitungan data dalam penelitian ini menggunakan program komputer SPPS Version 15.0.

Dari hasil uji regresi linear berganda antara variabel X1 (pendidikan) dan X2 (motivasi kerja) terhadap Y (kinerja penyidik sat Reskrim Polresta Bandung Barat) ternyata memiliki nilai Adjusted R square sebesar 0,830 dengan persamaan regresi dengan persamaan regresi Y = 3,905 + 0,750X, + 0,3214 Adjusted R. square 0,830 menunjukkan bahwa 83,0 % keragaman dalam kinerja penyidik sat Reskrim Polresta Bandung Barak dalam penanganan kasus tindak pidana oleh penyidik sat reskrim Polresta Bandung Barat adalah akibat keragaman pendidikan dan motivasi kerja anggota sat reskrim Polresta Bandung Barat Koefisien korelasi antara pendidikan dan motivasi terhadap kinerja adalah 0,941. Hal ini menunjukkkan adanya hubungan yang sangat kuat terhadap kinerja. Maka ada korelasi yang nyata dengan arah hubungan positif H. Artinya, ada hubungan positif/hubungan yang nyata antara kedua variabel (semakin baiknya pendidikan akan membuat kinerja cenderung meningkat). Konstanta 13o sebesar 3,905 menunjukkan bahwa apabila tidak ada hubungan pendidikan (XI) dan motivasi (X2), maka kinerja penyidik sat Reskrim Polresta Bandung Barat masih dapat terlaksana dengan baik, karena masih ada faktor lain yang berhubungan dengan kinerja penyidik sat Reskrim Polresta Bandung Barat.

Koefisien regresi 61 sebesar 0,750. Berarti setiap perubahan pada variabel pendidikan akan meningkatkan kinerja anggota sebesar 0,750 kali. Koefisien regresi sebesar 0,321 menunjukkan bahwa apabila variabel motivasi (X2) meningkat maka kinerja penyidik sat Reskrim Polresta Bandung Barat juga akan meningkat Apabila motivasi kerja meningkat maka kinerja yang dihasilkan akan meningkat pula.

Dari hasil pengujian regresi linier variabel pendidikan terhadap kinerja diperoleh hasil R Square adalah sebesar 0,488. dalam hal ini berarti 48,8 % kinerja dapat dijelaskan oleh variabel pendidikan sedangkan sisanya (51,2%) dijelaskan oleh variabel yang lain. Dari hasil pengujian regresi linier variabel motivasi kerja terhadap kinerja diperoleh hasil R Square adalah sebesar 0,316. dalam hal ini berarti 31,6% kinerja dapat dijelaskan oleh motivasi kerja sedangkan sisanya (68,4%) dijelaskan oleh variabel yang lain. Hasil penelitian ini memperkuat teori Taksonomi Pendidikan dan Benjamin V. Bloom yang membagi pendidikan kedalam tiga aspek yaitu kognisi, afektif dan psikomotorik yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang Dalam hal motivasi penelitian ini mendukung teori tujuan (goal theory), dan teori atribusi atau expectancy theory menyebutkan bahwa kinerja merupakan hasil fungsi motivasi dan kemampuan dasar. Peneliti menyarankan Meningkatkan kualitas sumber Jaya manusia (SDM) melalui pendidikan dan pelatihan serta memberikan motivasi yang dibahas dalam kisi-kisi instrumen penelitian ini.