Wilayah Bandung Timur sebagian besar terdiri dari pemukiman dan industri, jumlah penduduknya 547.885 jiwa, wilayahnya berbatasan dengan wilayah Polres Bandung, dengan luas wilayah 59,966 km meliputi 7 kecamatan, 7 Polsek Kota, dan 29 kelurahan, mata pencaharian penduduknya antara lain pegawai, pedagang dan sebagian kecil bertani.
Wilayah Bandung Timur dilewati oleh sekitar 7 trayek angkutan kota berjumlah 1028 angkot dan trayek luar kota sebanyak 369 bus melalui terminal Cicaheum. Faktor penyebab kemacetan yang ada diwilayah Bandung Timur antara lain disebabkan oleh perilaku pengemudi yang tidak disiplin didalam mematuhi peraturan lalu lintas terutama pengemudi angkutan umum. Selain itu ada faktor-faktor lain penyebab kemacetan seperti volume kendaraan yang tidak seimbang dengan sarana jalan, jalan rusak, pedagang kaki lima yang menggunakan badan jalan, parkir sembarangan dan lainnya.
Melalui studi kualitatif dan metode observasi penulis mencoba melihat pelaksanaan unit dikmas lantas Polresta Bandung Timur didalam meningkatkan disiplin berlalu lintas pengemudi angkutan umum. Dan sebagai pisau anaiisa penulis didalam melihat bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh pengemudi menggunakan leori penyimpangan dari Merlon sedangkan untuk membahas faktor penyebabnya penulis menggunakan konsep 5 faktor dalam penegakkan hukum dari Soerjono Soekanto dan untuk upaya penulis akan melihat dari leoni interaksi sasial dan konsep pencegahan.
Berdasarkan hasil penelitian penulis bahwa unit dikmas lantas masih kurang maksimal didalam melakukan pembinaan terhadap pengemudi terbukti dari hasil wawancara dengan kanit dikyasa yang mengatakan bahwa pembinaan terhadap para sopir jarang dilakukan karena tidak ada dana, mereka hanya melaksanakan penyuluhan ke sekolah-sekolah dan program PKS saja, hal tersebut juga berdasarkan permintaan dari sekolah yang bersangkutan. Demikian juga dalam laporan bulanan terlihat dalam beberapa bulan terakhir pembinaan terhadap pengemudi nihil.
Upaya yang disarankan penulis antara lain: Membuat program intensif di fokuskan kepada pengemudi angkutan umum secara terus menerus dan berkesinambungan, menambah jumlah personil dikmas lantas serta anggota yang ditempatkan harus sudah memiliki dikiur dikmas lantas sehingga memiliki wawasan tentang lalu lintas yang luas, melengkapi sarana dan prasarana dikmas yang dipertukan terutama kendaraan unit dikmas, alat peraga, alat pengeras suara berikut anggaran dalam setiap kegiatan agar hasil yang dicapai lebih optimal. Kegiatan penerangan keliling dengan menggunakan mobil dikmas cukup efektif didalam menekan pelanggaran yang dilakukan oleh pengemudi.