Samarinda sangat strategis untuk menjadi jalur transportasi kayu-kayu yang berasal dari luar kota Samarinda. Hal ini dikarenakan bahwa wilayah ini berdekatan dengan Kutai Kartanegara dan di samping ilu di wilayah hukum Poltabes Samarinda terdapat pabrik-pabrik kayu dan sebuah pelabuhan. Kedua obyek ini (pabrik-pabrik kayu dan pelabuhan) memberikan kemudahan bagi pelaku untuk mergeluarkan kayu-kayu hasil illegal logging tersebut keluar kota Samarinda. Maka peran Satuan Intelkam Poltabes Samarinda karena dalam kegiatan peredaran hash hutan secara illegal tersebut menimbulkan berbagai dampak baik dampak ekonomi (seperti merugikan karena tidak membayar pajak), dampak Iingkungan (seperti menimbulkan polusi udara) maupun dampak terhadap kerusakan jalan karena kendaraan yang memuat kayu-kayu hasil illegal logging tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat induktif. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi dan studi dokumen. Teknik anaiisa data adalah reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Sedangkan pelaksanaan penelitian ini dilakukan di wilayah hukum Poltabes Samarinda, Maret-April 2007.
Temuan penelitian diperoleh peitama. penyebab terjadinya praktik illegal logging terutama peredaran kayu hasil illegal loggi?rg adalah dipengaruhi oleh faktor ekonomi atau kebutuhan, faktor pendidikan masyarakat dan faktor Iemahnya pengawasan oleh penegak hukum. Kedua, iangkah-iangkah yang dilakukan Satuan Intelkam Poltabes Samarinda dalam upaya penanggulangan illegal logging di wilayah Poltabes Samarinda diwujudkan kegiatan penyelidikan (lidik), pengamanan (pam) dan penggalangan (gal). Ketiga, faktor pendukung intern yaitu faktor kemampuan personil, faktor sarana prasarana, dan peraturan perundang-undangan. Sedangkan faktor pendukung ekstern yaitu faktor dukungan masyarakat. Faktor penghambat intern yang mempengaruhi Satuan Intelkam Poltabes Samarinda dalam penanggulangan illegal logging adalah faktor koordinasi antar Satfung, lemahnya pengawasan dan minimnya anggaran. Sedangkan faktor penghambat ekstern adalah koordinasi dengan instansi samping.
Dalam pembahasan, penulis menggunakan teori dan konsep, konsep peran konsep pencegahan kejahatan, konsep koordinasi, teori intelijen, teori kebutuhan Maslow, teori manajemen, pengertian penanggulangan, pengertian illegal logging, pengertian intelijen dan differential association theory.
Kesimpulan, peran Sat Intelkam Poltabes Samarinda terhadap penanggulangan illegal logging khususnya dalam peredarannya masih belum efektif Hal ini dikarenakan peredaran illegal lugging masih berlangsung walaupun sudah berkurang. Saran, dalam memperoleh hasil penanggulangan illegal logging yang optimal khususnya peredaran kayu hasil illegal logging perlu adanya perencanaan yang matang dalam penyelidikan, sehingga diharapkan penerapan pola sistem siklus Intelijen yang disyaratkan menghasilkan produk intel yang akurat dan sesuai dengan fakta di lapangan. Kemudian seyogyanya Sat Intekam Poltabes Samarinda dapat membentuk jaringan intelejen yang kuat, bukan saja dalam masalah illegal logging tetapi di segala bidang lainnya.