Abstrak
Salah satu dari kasus yang ditangani oleh Polsek Sungai Raya tersebut adalah kasus pemilikan kayu saudara Ali dengan No. LP : LPl02lA/IIl2005 tangga125 Februari 2005. Kasus ini menarik perhatian penulis, mengingat pada akhimya, terdakwa di fonis ringan dengan hanya 3 bulan pertama. Padahal dalam berkas perkaranya Polsek Sungai Raya menjerat terdakwa dengan 2 undang-undang yaitu UU 41 1 1999 pasal 50 ayat 3 huruf (f) dan pasal 78 ayat 5 serta pasal 55 ayat 1 KUHP. Untuk itu, penulis memfokuskan penelitian mengenai bagaimanakah upaya penegakkan hukum oleh Polsek Sungai Raya terhadap kasus kepemilikan kayu oleh saudara An tersebut. Dalam proses pembahasannya, penulis menggunakan konsep illegal logging, penegakkan hukum dan konsep penyelidikan dan penyidikan. Konsep-konsep dan tersebut kemudian penulis rangkai dalam sebuah kerangka berpikir yang merujuk pada fokus penelitian. Penelitian ini sendiri menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Sumber data meliputi Kapolsek Sungai Raya, Kanit Reskrim, Kanit Intel, dan anggota unit Reshim Polsek Sungai Raya serta saksi ahli yang menangani kasus pemilikan kayu Sdr. Ati. Selain itu penulis juga mempergunakan dokuunen-dokumnen dari instansi tempat informan bekerja, baik berupa Laporan Polisi, BAP maupun surat dakwaan dan keputusan sidang pengadilan. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan, studi lapangan dan studi dokumen. Teknik analisa data dilakukan secara induktif melalui reduksi data, editing, interprestasi dan mengembangkan data. Dan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan, diperoleh jawaban bahwa berdasarkan uraian fakta-fakta dalam kasus pemilikan kayu oleh saudara Ati ini, maka dalam kasus ini telah terjadi tindak pidana kehutanan yaitu menerima, membeli, memiliki, mengusai hasil hutan (kayu segi) tanpa dilengkapi bersama-sama SKSHH. Dengan demikian maka tersangka dapat dijerat dengan pasal 50 ayat 3 huruf f Jo pasal 78 ayat 5 UU No. 41/1999 tentang kehutanan dan Jo pasal 55 yat I KUHP. Dalam kasus pemilikan kayu oleh saudara Ati secara ilegal penegakkan hukum yang ditempuh oleh Polsek Sungai Raya adalah dengan menggunakan langkah represif. Hal ini mengingat bahwa saudara Ati tertangkap tangan telah menerima, membeli, memiliki, mengusai hasil hutan (kayu segi) tanpa dilengkapi bersama-sama SKSH11. Dengan demikian, Polsek Sungai Raya dapat dengan segera melakukan penegakkan hukum secara represif dengan melakukan kegiatan penyidikan. Dalam kegiatan penyidikan tersebut Polsek Sungai Raya juga memprosesnya dengan berdasarkan manajemen reskrim yang umum digunakan di kepolisian yaitu mulai dari pembuatan laporan kepolisan (LP) sampai dengan pelimpahan berkas perkara ke Kejaksaan. Dalam kasus penegakkan hukum ini Polsek Sungai Raya hanya menemui kendala berupa minimnya sarana dan prasaianan berupa alai angkut air yang masih kurang karena sawmil-sawmill mini banyak yang terdapat di tepi-tepi sungai Kapuas. Adapun rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu kiranya untuk memperbaiki dan memperbanyak sarana dan prasarana berupa alat angkut air yang dimiliki oleh Polsek Sungai Raya sehingga dapat mendukung penegakkan hukum .kasus illegal logging di masa yang akan datang.