Abstrak
Tingginya arus urbanisasi mempunyai dampak negatif terhadap masalah sosial. Masalah sosial tersebut adalah pelacuran yang dapat dikatakan sebagai suatu penyakit masyarakat. Peran Babinkamtibmas sangat penting terhadap pencegahan, penindakan dan pembinaan terhadap penyakit masyarakat seperti pelacuran dibantu oleh elemen masyarakat. Permasalahannya adalah peran dan tindakan apa saja yang telah dilakukan oleh Babinkamtibmas terhadap lokasi pelacuran BTA, faktor apa yang menyebabkan Babinkamtibmas Polsek Tanah Abang kesulitan memberantas pelacuran BTA, kelompok masyarakat mana yang berkepentingan terhadap keberadaan pelacuran BTA serta pola hubungan atau relasi seperti apa yang terbentuk antar kelompok masyarakat yang berkepentingan terhadap pelacuran BTA. Tuiuan dan kegunaan penelitian adalah mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan Babinkamtibmas dalam menertibkan pelacuran BTA, mengetahui faktor yang menghambat penertiban pelacuran BTA oleh Babinkamtibmas, mengetahui kelompok masyarakat mana yang mempunyai kepentingan terhadap pelacuran di BTA serta mengetahui pola hubungan antar kelompok masyarakat yang berkepentingan terhadap pelacuran di BTA. metode yang dipergunakan metode penelitian kualitatifr dengan pendekatan etnografi, pengumpulan data dengan wawancara, observasi iapangan serta studi dokumen, menggunakan teori interaksi sosial. Dapat disimpulkan bahwa aparat pemerintah, tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar BTA mempunyai pola hubungan atau interaksi sosial serta kepentingan ekonomi terhadap keberadaan pelacuran BTA, akibatnya aparat Babinkamtibmas dalam mengambil sikap pasif dalam hal memberantas pelacuran BTA sehingga keberadaan pelacuran BTA tetap berjalan walaunun telah diIakukan tindakan baik tindakan secara preventif maupun represif